Ads
Aktualita

Idul Fitri, Jalan Menuju Keyakinan Paripurna pada Allah

Avatar photo
Ditulis oleh Arfendi Arif

Idul Fitri atau disebut juga Hari Raya Fitrah adalah hari manusia kembali kepada kesucian. Setelah manusia berjuang dengan melakukan puasa di bulan Ramadan serta mengisinya dengan amal-amal shaleh lainnya, seperti melaksanakan shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, bersedaqah, berbuat baik kepada manusia dan banyak lainnya.

Bila puasa Ramadan dilakukan dengan sungguh-sungguh, dengan dimotivasi oleh Iman kepada Allah, maka memasuki Idul Fitri manusia akan terbebas dari dosa karena telah mendapat ampunan dari Allah. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad mengatakan.
“ Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia mewajibkan puasa Ramadan, dan aku pun telah mensunahkan untuk menegakkannya. Maka, barang siapa yang puasa dan menegakkannya, mengisinya dengan berbagai kebajikan, dan penuh perhitungan, ia keluar dari dosa-dosanya, seperti ia waktu dilahirkan oleh ibunya”.

Hari Raya Fitrah disebut juga sebagai hari kemenangan. Hari dimana kita berhasil memenangan pertarungan melawan nafsu atau keinginan buruk dalam diri manusia, seperti sifat sombong, sifat serakah, hasad, dengki dan berbagai perilaku tidak terpuji lainnya selama Ramadan. Dan, tentunya diharapkan sifat-sifat terpuji yang berhasil didapat selama Ramadan bisa terus diterapkan dalam kehidupan seterusnya, bukan  hanya di bulan Ramadan saja.

Jika Ramadan merupakan sebuah training mengendalikan sifat-sifat buruk yang terdapat dalam diri manusia, maka usai Ramadan sifat positif yang didapatkan tersebut hendaknya bisa menjadi pegangan hidup kita seterusnya, bahkan selama hayat dikandung badan.

Menurut sebuah hadist, kemenangan yang dirayakan pada Idul Fitri tersebut dengan melaksanakan Shalat Ied, Allah menugaskan para Malaikat untuk berjaga-jaga di jalan, pintu-pintu, gang serta lorong-lorong   yang bakal dilalui umat menuju tempat shalat. Para Malaikat tersebut mendoakan bagi keselamatan dan menyampaikan kabar gembira ampunan Allah. Hadist Rasulullah itu artinya:

“ Pada hari raya Idul Fitri, para Malaikat berdiri di pintu-pintu jalan seraya berkata:” Wahai kaum Muslimin! Bersegeralah menuju Tuhanmu Yang Maha Mulia, Tuhan yang selalu menganugerahkan kebaikan, kemudian melimpahkan lagi tambahan kebahagiaan yang amat banyak.

Karena pada malam hari, engkau diperintahkan bangun beribadah, hal ini engkau penuhi, dan pada siang hari engkau diperintahkan berpuasa, itu pun engkau taati, karena Allah. Oleh karena itu, terimalah hadiah yang telah disediakan untukmu.

Jika shalat Ied  telah usai ditunaikan, Malaikat kembali berseru:” Ketahuilah! Bahwa Tuhanmu telah mengampuni kamu sekalian. Kembalilah ke tempatmu masing-masing dalam bahagia, beruntung dan berjaya. Hari ini adalah hari keberuntungan. Di langit tersebutlah ia dengan nama “Yaumul Jaizah atau Hari Keberuntungan”.      

Namun, simbolik kemenangan yang hakiki dari perjuangan Ramadan adalah tercermin dari kumandang Takbir (membesarkan Allah), Tahlil (mentauhidkan Allah), Tasbih (mensucikan Allah), Tahmid (memuji Allah), membenarkan Allah, berharap pada pertolongannya, dan komitmen untuk terus menyembah-Nya, sekalipun keyakinan kita ditentang oleh orang kafir.

Terjemahan  dari kumandang takbir  Idul Fitri tersebut adalah,” Allah Maha Besar (3x). Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar (3x). Dan segala puji bagi Allah.

Allah Maha Besar lagi Maha Sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah di pagi dan petang. Tiada Tuhan selain Allah, dan kami sekali-kali tidak akan menyembah selain Dia, dengan penuh keikhlasan kami beragama kepada-Nya walaupun ditentang oleh kaum kafir.

Tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Maha benar janji-Nya dan Ia-lah dengan ke-esaan-Nya menghancurkan musuh-musih-Nya.

Tidak Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Dan hanya bagi Allah segala puji.

Pada Hari Raya Idul Fitri 2 milyar lebih umat Islam mengumandangkan Takbir mengagungkan kebesaran Allah di seluruh dunia. Allah pencipta alam semesta  yang maha luas ini menunjukkan kebesaran-Nya. Maka di hari raya ini kita menumbuhkan keyakinan dan pengakuan kita akan kebesaran Allah Sang Pencipta. Kita ingat Allah dengan segala kebesaran-Nya untuk mempertebal keyakinan kita pada-Nya.

Kedua, kita bukan saja mengakui kebesaran Allah menciptakan alam yang nyata tak terhingga ini, juga kita meyakini alam gaib dan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Jika Allah menunjukkan kebesaran-Nya dengan menciptakan alam lahir dan nyata ini, maka Allah Maha Kuasa pula menciptakan alam akhirat bagi kehidupan manusia. Di sini Allah akan membalas manusia yang berbuat baik dan menghukum mereka yang berbuat jahat.

Kalimat Laa Ilaaha illallah— tiada Tuhan selain Allah– yang kita kumandangkan mendeklarasikan bahwa hanya Allah yang pantas disembah. Hanya Allah yang pantas diibadati. Tuhan Yang Maha Ahad hanya Allah Swt. Kita shalat 17 rakaat setiap hari untuk mengabdi kepada-Nya. Bukan kepada yang lain.

Tuhan juga menolong hambanya (wa nashara abdah), menunjukan Tuhan yang maha pemurah. Menganugerahkan banyak kebaikan untuk hidup manusia, baik perangkat yang ada dalam diri manusia ini untuk berfikir secara kretif mengolah alam ini bagi kehidupannya di dunia. Namun, nikmat yang terbesar diberikan Allah adalah adanya Iman atau keyakinan adanya Allah untuk bekal kehidupan akhirat, karena manusia memiliki keterbatasan dengan adanya kematian. Dengan adanya Iman memantapkan hidup manusia, bahwa hidup ini punya tujuan yang jelas dan adanya harapan kehidupan nyang lebih baik dan kekal.

Jelaslah bahwa Idul Fitri, intinya dan harapannya adalah untuk menguatkan Tauhid dan ke-Imanan kita kepada Allah. Sebulan penuh Ramadan kita berpuasa, sejatinya harus mampu meraih dan menguatkan Iman kita, yang itu juga terkandung dalam prasa Taqwa yang menjadi tujuan puasa. Sebab, puncak dari Iman adalah kecintaan untuk beribadah kepada Allah. Karena manusia yang akan kembali kepada Allah, hanya Iman dan ibadah itulah bekal untuk kembali kepada-Nya.

“ Mengapa aku tidak akan  menyembah Tuhan yang menjadikan aku, dan hanya  kepada-Nya lah kamu semua akan dikembalikan ( Al-Qur’an surat  Yasin ayat 22)”.

Semoga Idul Fitri tahun ini kita meraih Iman yang paripurna. Allahu’alam.

Tentang Penulis

Avatar photo

Arfendi Arif

Penulis lepas, pernah bekerja sebagai redaktur Panji Masyarakat, tinggal di Tangerang Selatan, Banten

Tinggalkan Komentar Anda

Discover more from PANJI MASYARAKAT

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading