Ads
Aktualita

Semalam di SICC, Cerita lain soal Pemilu 2024 di Kota Kinabalu 

Avatar photo
Ditulis oleh Nasrullah Ali Fauzi

Tempat itu bernama Sabah International Convention Centre (SICC). Letaknya persis di tepi pantai di jantung Kota Kinabalu (KK), ibu kota Sabah, Malaysia Timur. Bangunannya megah dan mewah. Luas bangunan kotornya 60.504 meter persegi, di atas lahan seluas 6 hektar, dengan jumlah total ruang serbaguna seluas 153.197 meter persegi. Walau kelasnya masih di bawah Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), misalnya, atau –apalagi– Jakarta International Convention Centre (JICC), bagi orang Sabah, “SICC sudah sangat oke, bah.”

Bangunan milik Innoprise Corporation Sdn. Bhd. (anak perusahaan dari Yayasan Sabah Group) itu memang cukup terkenal di Sabah. Menjadi salah satu icon tempat pariwisata di KK khususnya dan Sabah pada umumnya. Bagi siapa saja yang pernah ke sana untuk tujuan apa pun (lihat pameran, resepsi pernikahan, nonton konser, seminar, sekadar ngadem atau cuci mata sambil selfie), rasanya sudah bangga. 

Ada apa dengan SICC? Apa hubungannya dengan Pemilu 2024?

Gambar depan Gedung SICC (Sumber: SICC Office).

Pada 14-15 Februari 2024, tatkala di Indonesia semua orang sibuk dengan urusan Pemilu 2024, suasana di SICC juga tak kalah hiruk-pikuk. Sejak subuh, tempat itu sudah mulai didatangi oleh ratusan orang secara bergelombang. Ada yang berseragam rompi hijau tua dan bertopi krem.

Pada rompi dan topi mereka terdapat tulisan ini: “Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) Kota Kinabalu.” Ada juga kelompok lain berseragam rompi dan bertopi hitam.“Badan Pengawas Pemilu Luar Negeri Kota Kinabalu (Bawaslu),” begitu tertulis pada rompi dan topi mereka.

Suasana di SICC sebelum penghitungan suara

Ya, mereka adalah Warga Negara Indonesia (WNI) di Sabah yang membantu pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, khususnya di Wilayah Kerja Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) KK. Selama dua hari itu di SICC, mereka ber-tungkus-lumus untuk proses penghitungan suara secara serentak, seperti juga dilaksanakan di seluruh Indonesia pada waktu yang sama. Sebelumnya mereka sudah bertugas lebih dahulu untuk pelaksanaan pemungutan suara baik melalui Kotak Suara Keliling (KSK) di berbagai daerah pada 4-7 Februari 2024, atau melalui Tempat Pemungutan Suara (TPS) di KJRI KK dan Sekolah Indonesia KK pada 11 Februari 2024.

Pemilihan SICC sebagai tempat pelaksanaan penghitungan suara juga bukan tanpa alasan. Awalnya panitia punya tiga pilihan: KJRI KK,  SIKK, atau SICC. Namun atas berbagai pertimbangan  (kondisi tempat, aturan waktu yang ditetapkan KPU dan pertimbangan lain), maka akhirnya SICC yang terpilih untuk disewa guna keperluan acara akbar dan penting itu.

Pembukaan acara pemungutan suara secara serentak.

Berdasarkan data dari sumber yang sahih, jumlah keseluruhan para petugas itu adalah lebih dari 2354 orang. Baik dari unsur Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dan sekretariat, unsur Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) dan Petugas Ketertiban, unsur Panitia Pengawas Luar Negeri (Panwaslu) dan sekretariat, atau unsur Panwas dan pendukung umum. Belum lagi perwakilan dari partai politik peserta pemilu yang menjadi saksi proses penghitungan suara.

Para petugas itu berasal dari berbagai etnik dan suku di Indonesia. Juga beragam profesi: diplomat,  ekspatriat, mahasiswa, guru, pekerja ladang, pekerja kilang, ibu rumah tangga dan lain-lain. Usia mereka juga bervariasi: ada yang muda, dewasa, juga tua. Malah banyak juga anak kecil yang ikut dengan pendamping karena kedua orangtua mereka sama-sama menjadi petugas.

Termasuk juga tempat tinggal mereka. Di antara tempat tinggal yang sangat jauh  dari SICC adalah dari pedalaman ladang-ladang sawit di Paitan,  atau Tomanggong (Kinabatangan)  yang jaraknya lebih dari 300-an kilometer.  Ada juga yang dari Pulau Jambongan, yang harus  menyeberangi laut untuk sampai ke KK dan perlu waktu 3 hari pergi-pulang.

“Iya, Pak, saya bersama kawan-kawan petugas sudah sampai KK sejak kemarin  dan sejak Subuh tadi sudah sampai SICC. Kami siap melaksanakan tugas,” ujar salah seorang di antara  mereka yang datang dari Sandakan. Mereka begitu semangat untuk menyelesaikan penghitungan suara. Menurut data PPLN KJRI KK, dari 98.669 jumlah WNI di Wilker KJRI KK, sebanyak 79,83 % sudah memberikan hak pilih di KSK atau TPS. 

Penghitungan suara baru dimulai pada pukul 14.00 waktu setempat, disaksikan langsung oleh Konsul Jenderal RI KK (Rafail Walangitan), jajaran PPLN KJRI KK yang diketuai oleh Marwan Wardhana,  jajaran Panwaslu KJRI KK yang diketuai oleh Rasyid Riza dan beberapa orang perwakilan partai. Proses penghitungan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama 230 KSK dan TPS, mulai  pukul 14.00-22.30. Sementara sesi kedua 229 KSK, mulai tengah malam pukul 24.00  sampai pukul  10.00-an keesokan paginya.

Menyaksikan buanyak-nya orang di SICC pada waktu itu, Encik Nelson sampai geleng-geleng kepala.  Menurut Asisten Manajer Restoran Miranti Café (di lantai 3 SICC) itu, ia merasa takjub denganperistiwa di SICC selama lebih dari 24 jam kala itu. Menurutnya, kalau petugas pemilunya saja sampai sebanyak itu,  bisa dibayangkan betapa banyaknya warga Indonesia di Sabah. 

“Sejauh yang saya saksikan selama bekerja di sini, inilah kali pertama SICC dihadiri oleh orang yang  sangat banyak dengan satu tujuan dan keperluan yang sama, dan dalam waktu yang sama,” katanya seraya mengaku juga bahwa cafenya mendapat keuntungan berlipat ganda pada hari itu, terutama dari minuman yang mencapai 85-90%. 

Respon serupa juga disampaikan oleh seorang penjaga kedai makanan di Lantai 2 SICC. Menurutnya,  makanan yang dijualnya sudah ludas terjual sejak pukul 12.00-an. Padahal  biasanya baru habis pada  petang hari.  Karena itulah dia kemudian  diminta majikannya untuk masak lagi  sehingga kembali habis di sore hari. “Alhamdulillah,  keuntungan kedai hari itu luar biasa besar,”  ujarnya sumringah tanpa mau menyebut nama dan besaran keuntungan yang didapatnya.

Menunggu giliran menghitung suara.

Selama dua hari itu, secara umum semua proses penghitungan suara berjalan tertib, aman dan lancar. Sesekali diselingi juga oleh canda ria.  Para petugas bekerja dengan baik  sesuai  dengan tugas dan  fungsinya masing-masing. Mereka merasa senang dan bangga  bisa membantu negara dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. Termasuk bisa menginap di “Hotel” SICC secara  percuma dan mendapat honorarium yang cukup lumayan –apalagi bagi mereka yang belum gajian! 

“Puji Tuhan. Ini kali pertama saya masuk SICC yang AC-nya dingin sekali, malah bisa  menginap di sini semalam. Honor yang saya dapat juga sangat lumayan dibandingkan gaji saya di ladang,” ujar seorang ibu dari sebuah ladang di Telupid yang jadi Petugas Panwas.

Bagaimanapun, ada seorang Petugas KSK yang tak mau disebut namanya sempat menyampaikan protes soal pengurusan pembagian waktu penghitungan suara, terutama yang sesi 2. Mereka dapat jatah menghitung mulai malam hari, sementara mereka sudah berada di SICC sejak pagi. 

Iya, kami agak kecewa karena dapat tugas di sesi 2 sementara kami sudah di sini sejak awal pagi. Kami pun tidak dapat jatah makan malam tanpa pemberitahuan. Kalau tahu dari awal, kami bisa bawa bekal makanan lebih atau membeli di luar sebelum tugas mulai. Kedai-kedai di sini pun  sudah tutup sejak pukul 21.00 ” katanya dengan nada protes  yang diamini beberapa  kawannya yang  senasib.

Suasana penghitungan suara di Dewan Utama SICC.

Begitulah suasana di SICC pada dua hari itu, terutama di lantai 2. Sarat pengalaman  suka atau duka.  Untunglah ruangan SICC luas, ber-AC dan berkarpet yang relatif bersih. Bagi yang masih segar bisa bercanda-ria dengan kawan-kawannya. Sementara yang lelah dan ngantuk berat, bisa langsung tidur di atas karpet sambil bermimpi punya presiden baru. 

Sehingga keesokan harinya, semua proses penghitungan suara telah selesai. Semua petugas pun secaraberangsur kembali ke tempat tinggal masing-masing di berbagai wilayah di Sabah, dengan berbagai kenangan suka-duka menginap di SICC. Tak sedikit yang tetap berada di KK sambil “cuci mata” di Suria Sabah, Imago atau mal lainnya sebelum kembali masuk ladang. 

Ya, semua keadaan masih terkawal dan tergolong aman. Menurut panitia, tidak ada complain berarti dari  Pengurus SICC, kecuali bersifat teguran. Terutama soal kebersihan, khususnya penggunaan toilet untuk mandi.

Pihak panitia, baik dari PPLN atau Panwas, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua petugas yang sudah ikut berperan penting dalam menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2024 di Sabah, khususnya di Wilker KJRI KK. Juga minta maaf jika di sana-sini terdapat kekurangan ataukekhilafan. 

Saling berbagi cerita suka dan duka.

Apa pun hasil pemilu nanti, kita ucapkan selamat bagi pemenang. Semoga mereka bisa bekerja dengan amanah demi kemajuan bangsa dan negara. Juga demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, termasuk bagi perantau di Sabah yang telah ikut  berperan besar dalam  pelaksanaan  Pemilu 2024.

Terakhir, kalau dahulu ada lagu Indonesia berjudul “Semalam di Malaysia” (1961), kita pun kini punya cerita penuh kenangan bertajuk, “Semalam di SICC”. Bah…***

Tentang Penulis

Avatar photo

Nasrullah Ali Fauzi

Penulis lepas, tinggal di Kota Kinabalu, Sabah. Pernah menjadi redaktur Majalah Panji Masyarakat.

Tinggalkan Komentar Anda

Discover more from PANJI MASYARAKAT

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading