Ads
Cakrawala

Bulan Safar (1): Bulan yang Nahas, Sial dan Mendatangkan Celaka?

Ditulis oleh Panji Masyarakat

Sekarang kita berada di bulan Safar. Bulan ke-2 menurut kalender Hijri. Sebagian orang menganggap atau berpendapat atau bahkan mempercayai bahwa Safar bulan nahas, bulan sial, bulan yang mendatangkan kecelakaan atau petaka. Apalagi kalau tepat pula di akhir Rabu, akhir bulan Safar. Ini adalah hari turunnya entah berapa ratus atau berapa ribu macam bala atau malapetaka. Benarkah demikian?


Kalau ada di antara umat Islam yang berpendapat atau percaya terhadap hal-hal seperti tersebut di atas tadi, maka sumbernya tidak lain berasal dari kesalahan memahami firman Allah dalam Al-Qur’an. Yaitu surat Al-Qamar ayat 19: “Kami hembuskan kepada mereka angin topan yang kencang secara terus menerus pada haru yang nahas.”


Padahal sebenarnya yang dimaksud ayt di atas adalah kaum ‘Aad, umat Nabi Daud a.s. yang sangat durhaka kepada Allah. Mereka tidak mengindahkan seruan-seruan Nabi Daud sendiri, sehingga dhancurkan Allah sehancur-hancurnya.


Nah, itulah yang dimaksud hari nahas itu. Bukan pula terus menerus sampai sekarang ini. Apalagi, karena menurut kitab-kitab tafsir, hal itu terjadinya juga bertepatan dengan hari Rabu akhir di bulan Safar, maka pantaslah kalau sampai menimbulkan kesalahpahaman kepada sebagian orang yang kurang kritis membuat penyelidikan dan penelitian.


Dengan keterangan yang terakhir ini, jelaslah sudah kepada kita, bahwa ayat yang tersebut di atas tadi, bukanlah takhsis (pengkhususan) sesuatu hari atau waktu itu ada yang buruk atau nahas. Tetapi, yang sebenarnya khusus hanya ditujukan kepada kaum ‘Aad yang membangkang dan tidak mengindahkan seruan Nabi Hud a.s. itu saja. Malah hari tersebut buat Nabi Hud a.s. sendiri dan orang-orang yang beriman kepadanya adalah suatu hari kemuliaan.


Begitulah Imam Jalaluddin, Al Mahalli, Al Baidhawi, Annasafi, Al Khazin, menerangkan di dalam tafsir mereka masing-masing.


Perlu dijelaskan lagi di sini, keterangan-keterangan yang berkenaan dengan masalah Rabu akhir yang senada dengan uraian-uraian kita sekarang ini, sudah kerap kali benar dimuat di berbagai media-massa. Terutama sekali dalam majalah-majalah organisasi Islam Al Jam’iyatul Washliyah yang terkenal di kota Medan Sumatera Utara, antara lain majalah Islam Dewan Islam, April 1937, Medan Islam tahun 1935, 1936, dan lain-lain.
Bersambung

Penulis: H. Hasan Assegaf. Sumber: Panji Masyarakat, No.522, 21 November 1986

Tentang Penulis

Panji Masyarakat

Platform Bersama Umat

Tinggalkan Komentar Anda