Ads
Ibadah Haji

Pemahaman Kurban dengan Makna yang Luas

Avatar photo
Ditulis oleh Arfendi Arif

Ibadah qurban atau menyembelih hewan pada saat hari raya Idul Adha adalah ibadah yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Pertama, ibadah tersebut  sangat dicintai Allah, kedua memiliki nilai sosial yang  tinggi, dan ketiga mendapat pahala dan ampunan Allah bagi yang melaksanakannya.

Hadist yang sangat populer mengenai keutamaan ibadah qurban tersebut diriwayatkan oleh at-Tarmidzi dan Ibnu Majah.

” Dari Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,” Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam atau manusia pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya”.

Dalam hadist lainnya juga  disebutkan, bahwa hewan qurban itu akan menjadi kendaraan untuk melintasi jembatan (shiraatal mustaqim).

Dalam Kemenag go.id dijelaskan, kandungan makna hadist di atas disebutkan di antaranya, pertama, ibadah yang paling utama pada hari raya Idul Adha adalah menyembelih hewan untuk kurban karena Allah.

Kedua, ibadah kurban yang dilakukan pada Idul Adha sampai hari Tasyrik tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketiga, ibadah kurban diharapkan meraih Ridha Allah. Keempat, ibadah kurban itu agar menghilangkan sifat buruk manusia seperti serakah, egoisme, mementingkan diri sendiri dan lainnya.

Dalam kaitan poin terakhir di atas, pakar tafsir Al-Qur’an Prof. Dr. Quraish Shihab mengatakan, tujuan ibadah kurban adalah untuk menyembelih sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia, seperti rakus, angkuh, dan mau menang sendiri.

” Karena itu berkorban harus sempurna, jangan setengah-setengah, kalau tujuan berkurban ingin tercapai,” jelas penulis Tafsir Al Misbah ini.

Quraish Shihab menambahkan, dalam melakukan penyembelihan kurban harus memilih hewan yang sempurna. Jangan yang matanya buta sebelah atau pincang kakinya.

Beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyembelihan kurban adalah, memilih hewan yang sehat dan layak untuk dikorbankan, antara lain hewan itu sehat, berbulu rata, mengkilap dan mulus serta bersih. Kemudian, hewan itu sebaiknya cukup umur, biasanya sapi minimal berusia dua tahun, kambing minimal satu tahun, dan unta lima tahun. Selanjutnya, hewan itu tidak cacat, antara lain ditandai telinga masih utuh, tanduk tidak patah, kaki tidak pincang dan tubuhnya gemuk.

Bila dilihat dari segi sosial ibadah kurban itu dapat menumbuhkan sikap peduli dan peka pada orang lain.  Manusia ditumbuhkan perilaku peduli pada nasib dan kekurangan orang yang tidak mampu.  Manusia ditanamkan untuk mau memberikan kebahagiaan buat orang yang berkekurangan.

Selain itu ibadah kurban dengan membagikan daging membangun sikap silaturahmi di antara kelompok masyarakat.

Sedangkan dari aspek ibadah, hikmah syariah qurban ini mengandung ajaran luhur dan mulia serta ganjaran pahala yang besar dari Allah seperti, pertama, salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Al-Qur’an surat al-Hajj ayat 37 Allah berfirman,” Daging hewan kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menunjukkannya untuk kamu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik,”.

Kedua, ibadah kurban ini juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah atas banyaknya nikmat yang diterima, kemudian juga upaya untuk menghidupkan sunnah yang didirikan Nabi Ibrahim ‘alaihi dalam.

Ketiga, ibadah kurban juga adalah sarana penghapus dosa dan penebus kesalahan.  Dengan demikian ibadah kurban menjadi wadah pengampunan dosa dan kelhilafan.

Keempat, seperti yang disebutkan dalam hadist dikutip di atas ibadah kurban merupakan ibadah yang dicintai Allah.

Beberapa hikmah positif lain dari ibadah kurban ini adalah, mengenang peristiwa kepatuhan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada Allah.

Membangun jaringan yang akrab antara kelompok kaya dengan kelompok miskin atau kalangan the haves dan have not.

Menumbuhkan semangat altruisme atau memberikan kebahagiaan pada kalangan tidak mampu atau orang miskin dengan membagikan daging kurban.

Ajaran ibadah kurban jika dipahami dengan makna yang luas dan perspektif yang dalam,  bisa membangun perkembangan masyarakat  menuju pada kesejahteraan, keharmonisan sosial, mencegah konflik, kesenjangan dan kecemburuan sosial.

Pemahaman makna haji yang luas inilah yang penting dimasyarakatkan!

Tentang Penulis

Avatar photo

Arfendi Arif

Penulis lepas, pernah bekerja sebagai redaktur Panji Masyarakat, tinggal di Tangerang Selatan, Banten

Tinggalkan Komentar Anda