Tahapan pemilihan umum telah memasuki masa pendaftaran partai peserta pemilu. Pada 15 Mei 2023 lalu masa pendaftaran telah ditutup. Ada 18 partai yang bakal berkompetisi memperebutkan suara rakyat pada pesta demokrasi Februari 2024 mendatang.
Pemilu sebagai upaya untuk mendapatkan suara rakyat, setiap partai pasti berfikir mencari kiat atau strategi yang jitu. Selain caranya melalui program dan janji kampanye yang diharapkan disukai rakyat, juga strategi lain adalah memasang calon-calon anggota legislatif dari tokoh-tokoh terkenal.
Salah satu upaya mendulang suara yang dilakukan partai peserta pemilu adalah memasukkan artis, baik bintang film, bintang sinetron maupun seniman menjadi calon legislatif. Dalam pandangan partai politik mereka yang berasal dari para pesohor atau publik figur karena memiliki fans akan potensial untuk meraup suara dari para penggemarnya.
Diberitakan Partai Amanat Nasional (PAN), misalnya, merekrut aktor muda layar lebar dan sinetron Verrel Bramasta. Putra sulung Venna Melinda ini ditempatkan di Dapil Jawa Barat. Selain Verrel, partai PAN juga memasukkan Astrid isteri Uya Kuya dan Elly Sugigi menjadi caleg.
Partai PKS memasukkan komedian kondang Sunarji atau populer dengan nama Narji. Narji tampil di dapil X Jawa Tengah.
Sementara itu PDIP dari 580 caleg DPR-RI, sebanyak 14 orang terdiri dari artis dan seniman, di antaranya Tamara Geraldine, Once Mekel mantan vokalis Dewa, Marcel Siahaan, Taufik Hidayat dan pelawak Denny Cagur.
Dari segi popularitas artis memang dikenal luas di masyarakat. Tidak jarang mereka menjadi idola dan pujaan masyarakat, baik kalangan muda maupun sebagian mereka yang berusia tidak muda lagi. Namun, apakah faktor popularitas ini akan menjadi pertimbangan untuk mencoblos partai pilihan idolanya.
Pilihan politik seseorang tidak hanya ditentukan faktor popularitas atau faktor penampilan wajah, kecantikan atau ketampanan seseorang. Dalam dunia keidolaan artis faktor-faktor terakhir ini memang berpengaruh dalam pemujaan seorang artis, disamping kepiawaian dalam menghibur.
Dalam pilihan politik seseorang atau menyangkut faktor-faktor yang menentukan pilihan politik, yang juga menjadi pertimbangan masyarakat cukup kuat adalah faktor idiologi, wawasan, integritas, jejak rekam, kepemimpinan, kompetensi, pendidikan dan lainnya.
Para artis rasanya tidak semua memenuhi harapan masyarakat seperti diuraikan di atas. Kekuatan artis karena popularitas dan kehandalannya dalam menghibur atau kehebatannya sebagai olahragawan, mungkin dipuja masyarakat. Tapi, untuk memilih mereka sebagai seorang anggota parlemen atau anggota DPR mungkin pemilih akan berfikir berulangkali. Karena politik itu merupakan peran strategis, yaitu membuat undang-undang, mengontrol eksekutif dan menentukan anggaran. Peran crusial untuk bangsa ini menuntut kemampuan yang lebih dan mendasar.
Saran yang terbaik yang perlu dilakukan adalah jika seorang artis ingin terjun ke dunia politik melakukan persiapan sebelum terjun ke dunia politik. Jadi, jangan tergesa-gesa atau dadakan. Bisa saja artis mendalami dulu masalah politik, memahami masalah perundang-undangan, dan mulai berbicara hal-hal yang mendasar menyangkut isu-isu nasional dan persoalan bangsa. Disamping itu mereka juga bisa magang dengan politisi senior atau yang sudah berpengalaman.
Bila model ini dilakukan, maka bisa dipastikan akan muncul politisi dari kalangan artis yang punya karakter kuat, politisi handal yang berjiwa negarawan.
Pola perekrutan artis model saat ini tampaknya hanya memanfaatkan popularitas semata, hanya memanfaat nama mereka untuk mendulang suara. Sedangkan aspek pendalaman kemampuan sebagai politisi yang siap secara memadai yang dibutuhkan seorang legislator kurang diperhatikan.