Seorang ilmuwan dalam berpikir dan berperilaku biasanya mengedepankan rasio, akal dan penalaran. Terasa aneh kalau ada orang yang berkecimpung dalam bidang riset dan ilmu pengetahuan lalu bersikap emosional dan sangar.
Adalah Andi Pangerang Hasanuddin yang namanya viral akhir-akhir ini. Tersulut emosi dalam menyikapi perbedaan Hari Raya 1 Syawal dengan Muhammadiyah, Andi Pangerang yang ASN dan peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Naional) mengancam untuk membunuh warga Muhammadiyah. Kontan saja pernyataan tersebut menimbulkan reaksi keras dari warga Muhammadiyah dan masyarakat.
.
Percekcokan ini bermula dari ststus peneliti senior BRIN Prof. Dr. Thomas Jamaluddin, M.Sc yang menyentil Muhammadiyah. Ia menilai Muhammadiyah sudah tidak taat kepada pemerintah. Dalam statusnya di Facebook ia menulis “Eh, masih minta difasilitasi tempat salat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas,” tulisnya.
Status pakar astronomi ini direspons beberapa orang. Namun, respons Andi Pangerang Hasanuddin paling keras dan dengan nada mengancam. Mendukung seniornya ini Andi Pangerang dengan nada berang mengatakan, “Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang !!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silahkan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” ujar Andi.
Pernyataan Andi Pangerang ini tentu mendapat reaksi keras dari tokoh Muhammadiyah dan masyrakat luas. Tidak tanggung-tanggung Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir ikut bereaksi.
Haedar Nashir meminta warga Muhammadiyah tetap tenang dan tidak terpancing dengan pernyataan oknum yang menyinggung perbedaan pelaksanaan Idul Fitri 1444H/ 2023 M.
“Saya minta warga Muhamadiyah tetap bijak,tidak terpancing dengan cemoohan, sinisme, kritik yang menyerang, hingga ada yang mengancam secara fisik terkait perbedaan Idul Fitri 1444 H,” harapnya.
Haedar menceritakan, Muhammadiyah sudah kenyang dengan perlakuan negatif atau buruk sepanjang perjalanan sejarahnya hingga saat ini.
“Dulu ketika Kiai Ahmad Dahlan mempelopori arah kiblat yang benar secara syariat dan ilmu dituding kafir dan masjid yang dibangunnya dirobohkan di Kauman,” ungkapnya.
Bagi Haedar, sikap Andi Pangerang hanya merasa benar sendiri atau bersikap kerdil yang tak sejalan dengan akhlak Islam.
“Kini perangai serupa tertuju ke Muhamadiyah oleh orang-orang yang boleh jadi berilmu. Mungkin karena merasa benar sendiri atau memang bersikap kerdill yang tak sejalan dengan khasanah dunia ilmu dan akhlak Islam,” paparnya.
Ketum PP Muhammadiyah ini mengajak kepada plihak yang tidak sejalan dengan pandangan keislaman Muhammadiyah untuk mengedepankan akal sehat. “Akal sehat itu dengan sikap ilmiah yang objektif dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama serta berilmu,” tandasnya.
Haedar juga menyinggung soal toleransi dalam beragama, jangan hanya sekedar retorika dan sepihak. “Seperti pepatah kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak,” ucapnya memberi amsal.
Sementara itu Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr. Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PP Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah telah melaporkan secara resmi Andi Pangerang Hasanuddin kepada Kepolisian Republik Indonesia.
“Semoga kepolisian segera menindaklanjuti laporan tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” ujarnya.
Pihak polisi sendiri telah memproses laporan LBH PP Muhammadiyah. Yaitu melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan saksi dari pihak PP Muhammadiyah terkait tindak lanjut dugaan ujaran kebencian, nama baik dan fitnah dengan terlapor Andi Pangerang Hasanuddin.
Sebelumnya Andi Pangerang Hasanuddin telah menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya yang menyinggung Muhammadiyah.
“Melalui surat ini memohon maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas komentar saya di Facebook terhadap seluruh warga Muhammadiyah di akun Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023. Komentar tersebut dikarenaksn rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak. Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada Pimpinan dan seluruh warga Muhammadiyah yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang.” Demikian surat permohonan maaf Andi Psngerang Hasanuddin.
Lembaga BRIN juga menyampaikan permohonan maaf kepada Muhammadiyah atas ancaman pembunuhan yang dilontarkan peneliti BRIN.
“BRIN minta maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah, atas perbuataan dan perilaku salah satu civitas BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan,” ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.
PP Muhammadiyah mengapresiasi permintaan maaf Andi Pangerang. “Namun, kami tidak akan mencabut laporan yang telah disampaikan ke pihak kepolisian, meski dengan adanya permohonan maaf tersebut,” ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr. Abdul Mu’ti.
Pihak Kepolisian melalui Bareskrim Polri juga menyampaikan, akan mengklarifikasi peneliti BRIN Thomas Djamaluddin. Thomas dipanggil sebagai saksi dan pemilik akun FB.
Thomas Djamaluddin sendiri membantah adanya hubungan antara postingannya dengan ancaman di FB. Ia menjelaskan, menurut informasi Andi Pangerang Hasanuddin, di bawah tanggapannya banyak komentar lain “Tetapi ada yang menghapus sehingga tampak seolah-olah kalau Andi Pangerang Hasanuddin langsung terkait dengan tanggapan saya. Kalau diperhatikan Andi Pangerang Hasanuddin bukan menanggapi saya, tetapi menanggapi Ahmad Fauzan. Saya tidak tahu diskusi sebelumnya karena recordnya sudah dihapus, termasuk komentar Ahmad Fauzan yang ditanggapi Andi Pangerang Hassnuddin. Bisa jadi ada diskusi panas yang akhirnya memicu ancaman Andi Pangerang Hassnuddin,” ujar Profesor Riset Astronomi Fisika ini.
Sementara itu Majelis Etik BRIN yang telah menggelar sidang etik terhadap penelitinya Andi Pangerang Hasanuddin dan memutuskan, bahwa Andi Pangerang telah melanggar kode etik ASN, dan selanjutnya akan dilakukan sidang penentuan hukuman disiplin.
Kini Andi Pangerang Hasanuddin menunggu nasib hukuman disiplin ASN dan menunggu kemungkinan jadi tersangka di kepolisian.
Semoga menjadi pembelajaran, bahwa seorang peneliti jiwanya untuk mencari kebenaran, bukan mencari lawan dan musuh.