Ads
Jejak Islam

Jong Islamieten Bond (2): Pandangan Golongan Terpelajar tentang Islam

Ditulis oleh Panji Masyarakat

Pelajaran di sekolah dengan bahasa pengantar Belanda ada pengaruhnya juga. Di sekolah diajarkan sastra Belanda, Jerman, Prancis atau Inggris dan Sejarah dengan bagian-bagiannya. Kalau ada sesuatu yang menyinggung agama Islam atau umat Islam baik pun di masa sekarang atau dalam sejarah yang dikatakan oleh orang Barat, mereka tidak melihat Islam dari sudut yang baik, yang menimbulkan pengertian atau penghargaan. Itu dapat dikatakan bahwa tidak ada maksud tidak baik dari pihak Barat, melainkan karena kurang tahu. Tapi juga ada kesengajaan untuk menggambarkan agama Islam demikian agar orang mendapat image yang tidak sedap.

Islam membolehkan orang beristri empat. Orang perempuan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang rendah. Harem masih ada dalam dunia islam, juga perbudakan.

Orang Islam tidak diajar mempunyai inisiatif sendiri, karena nasibnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Muhammad dihinggapi sakit epilepsi (ayan). Kalau sedang diserang sakit itu ia suka ngomong, dan dicatat omongan itu. Ilulah yang dinamakan ilham atau wahyu oleh orang Islam. Agama Islam menjiplak agama Kristen dan Yahudi. Karena negara Arab miskin, maka Muhammad menentukan tiap orang Isiam pergi haji paling sedikit sekali dalam hidupnya, agar negara Arab mempunyai penghasilan.

Semua itu terdapat dalam macam-macam pelajaran dari HIS sampai sekolah tinggi. Maka tidak mengherankan kalau golongan terpelajar dari sedikit ke sedikit terkena oleh pandangan itu. Sekalipun tidak beralih agama, tidak dipupuk dalam orang muda yang sedang menuntut ilmu perasaan bangga memeluk agama yang banyak sekali cacatnya, sedang mereka belum berkesempatan untuk menelitinya, benarkah semua yang dibaca dan didengar itu. Kalau ada yang masuk bahan ujian, maka sementara, menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan apa yang diajarkan atau dibacanya dalam buku pelajaran. Orang masih jauh dari keyakinan, bahwa Islam itu adalah pedoman hidup yang baik.

Di zaman itu sudah berdiri dan hidup dengan gairah organisasi-crganisasi pemuda terpelajar. Jong Java sudah berdiri sejak tahun 1915, disusul oleh Jong Sumateranen Bond di tahun 1918. Pemuda-pemuda dari lain-lain daerah yang sebagian besar menuntut pelajaran di kota-kota besar di pulau Jawa mendirikan Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes can sebagainya. Organisasi-organisasi ini memupuk kebangkitan kebangsaan, yang kemudian hari menyumbangkan banyak pemimpin-pemimpin politik.

Dalam pada itu nasib agama Islam udak berubah dengan adanya organisasi itu. Mereka itu tidak memperhatikan agama Islam memang tidak mencantumkan hal itu dalam asas dan tujuannya.

Sudah berdiri sejak lama organisasi-organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persatuan Islam dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini tidak saja mengajarkan agama Islam, menjalankan dakwah, lebih-lebih mengajarkan dengan membersihkan agama Islam daripada pandangan yang keliru atau sesat, yang pada waktu itu beredar.

Akan tetapi belum sampai usaha mereka meliputi dunia pemuda terpelajar hanya dapat dijangkau dengan sarana bahasa Belanda. Siaran-siaran atau terbitan-terbitan organisasi itu dalam bahasa Melayu atau daerah, tidak mencapai golongan pemuda terpelajar yang sebagian besar beragama Islam.

(Bersambung)

Penulis: Mohamad Roem (1908-1983), diplomat dan salah seorang pemimpin revolusi kemerdekaan Indonesia. Pernah menjabat Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri.

Sumber: Panji Masyarakat No. 348, 21 Januari 1982

Tentang Penulis

Panji Masyarakat

Platform Bersama Umat

Tinggalkan Komentar Anda

Discover more from PANJI MASYARAKAT

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading