Ads
Aktualita

Ketegangan dan Was-was Jelang Piala Dunia U-20

Avatar photo
Ditulis oleh Arfendi Arif

Pada 20 Mei hingga 12 Juni 2023 Indonesia bakal menjadi tuan rumah Piala Dunia U- 20.  Turnamen  besar  sepak bola ini akan digelar di enam stadion: Gelora Bung Karno (Jakarta), Gelora Bung Tomo (Surabaya), Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Manahan ( Solo), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung)   dan Stadion I Wayan Dipta (Bali).

Pesta olahraga ini bakal diikuti 24 tim yang berasal dari Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Oceania. Kejuaran sepak bola dunia ini mestinya dilaksanakan 2021 lalu, namun karena pandemi Covid-19 diundur hingga saat ini.

Sejatinya pesta olahraga sepak bola ini harus disambut dengan gembira, pesta hiburan bagi rakyat, dan juga untuk memperkenalkan Indonesia pada dunia. Namun, harapan itu sekarang dibayang-bayangi perasaan tegang dan kecemasan.

Pasalnya, dari 24 tim yang akan berlaga diikuti juga oleh negara Israel, negara yang selama ini menjadi momok bagi umat Islam karena dianggap melakukan pencaplokan tanah Palestina dan melakukan penjajahan.

Indonesia dalam konstitusinya  jelas menentang dan antipenjajahan. Dan sikap Indonesia sejak dulu hingga sekarang  tidak setuju dengan negara Israel yang dianggap melakukan penjajahan, dan juga tindakan represif pada rakyat Palestina. Selain itu, Indonesia hingga sekarang tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel, sementara dengan Palestina Indonesia punya hubungan persahabatan, dan memiliki kedutaan besar.

Perhelatan ini masih sekitar dua bulan lagi, namun riak-riak ketegangan dengan kehadiran tim sepak bola Israel ini sudah mulai bermunculan.

Dari gubernur Bali yang wilayahnya menjadi salah satu venue (acara) tempat laga berlangsung, sudah menyatakan menolak tim sepak bola Israel main di daerahnya. Gubernur Bali I Wayang Koster langsung mengirim surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga yang isinya menolak Timnas Israel berlaga di Bali. Alasannya, kebijakan politik Israel terhadap Palestina tidak sesuai dengan kebijakan politik pemerintah Indonesia.

“Selain itu bahwa Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan pemerintah Israel,” ujar Gubernur Bali .

Sementara itu MUI mengadakan rapat koordinasi dengan sejumlah ormas Islam dan lembaga masyarakat. “Kita menyerap aspirasi dan nanti diputuskan bagaimana sikap kita. Lalu kita akan menyampaikan pada pihak terkait yaitu Kemenpora, Kemenkumham, Kemenlu dan PSSI,” jelas Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis. Menurut dia, persoalan ini merupakan tanggung jawab Indonesia sebagai tuan rumah. “Sejauh ini, berdasarkan serap aspirasi bersama, umat Islam menolak kedatangan timnas sepak bola Israel ke Indonesia,” terangnya.

Sampai saat ini banyak kalangan yang menyatakan menolak kedatangan tim sepak bola Israel. Di antaranya Partai Keadilan Sejahtera atau PKS. Menurut Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini,  meminta agar pemerintah dan PSSI juga menolak kedatangan Timnas Israel U-20. “Apalagi penolakan secara luas disuarakan oleh berbagai elemen bangsa mulai dari ormas seperti MUI, Muhammadiyah , DDII hingga kalangan DPR,” tegas Jazuli.

Penolakan juga datang dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI). Mereka menentang kontribusi negara zionis ini dalam Piala Dunia U-20. Penentangan ini merupakan amanat konstitusi. “Indonesia sangat cinta sepak bola, tapi kecintaan ndonesia akan perdamaian  di Palestina seharusnya menjadi pertimbangan   juga bagi bangsa ini,”himbau HM Mursalin, Ketua KISDI.

Pemuda Indonesia yang tergabung dalam KNPI juga melakukan penolakan dengan keikutsertaan tim sepak bola Israel. Alasannya, Indonesia tidak mengakui eksistensi Israel sebagai sebuah negara. “Hal itu sesuai dengan amanat  pertama Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945,” ujar Ketua KNPI Haris Pratama.

Sementara itu organisasi kegawatdaruratan medis yang dikenal MER-C (Emergency Rescue Comittee) menyebut ikutnya tim sepak bola Israel main di Indonesia merupakan ujian berat bangsa ini untuk membuktikan keberpihakannya dalam membela Palestina dan penolakan pada penjajahan seperti tertera dalam UUD 1945. “Ketegasan  pemerintah, terutama Menpora bakal menjadi catatan sejarah keseriusan pemerintah bersikap terhadap penjajahan  Israel terhadap Palestina,” ujar Dr  Sarbini Abdul Murad, Ketua Presedium MER-C.

Tercatat ada beberapa lembaga  lain yang menolak kedatangan tim sepak bola Israel, yaitu Aqsa Working Group, Aliansi Soloraya dan lainnya.

Bagi duta besar Palestina di Indonesia, Indonesia hanya memfasilitasi. Masing-masing ikut serta sebagai bagian dari kompetisi sesuai aturan yang berlaku. “Kami akan selalu menghormati dan tidak akan mengintervensi keputusan masing-masing negara,” jelas Dubes Palestina Zuhair Al-Shun.

Lalu bagaimana konsekuensi atau sanksi jika Indonesia menolak tim sepak bola Israel main di Indonesia?

Berdasarkan peraturan FIFA bahwa tidak boleh membawa urusan politik ke sepak bola, sanksinya sebagai berikut. Bisa saja Indonesia dicopot sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, tidak bisa sebagai tuan rumah perhelatan yang diadakan FIFA, pembekuan atau dicabut dari keanggotaan FIFA.

Memang cukup berat persoalan yang dihadapi Indonesia dan PSSI. Menghadapi penolakan masyarakat tampilnya timnas Israel, dan kedua menghadapi sanksi FIFA yang tidak ringan hukumannya.

Solusinya ke  depan tidak ada jalan lain, kecuali FIFA harus menekan Israel untuk menghentikan kekerasan dan penjajahannya pada bangsa Palestina. Kalau tidak mau, disuruh hengkang dari FIFA. Tapi, apa mungkin?

Tentang Penulis

Avatar photo

Arfendi Arif

Penulis lepas, pernah bekerja sebagai redaktur Panji Masyarakat, tinggal di Tangerang Selatan, Banten

Tinggalkan Komentar Anda