Ads
Ramadan

10 Keutamaan Ramadan dan Revisi Sejumlah Kekeliruan

Avatar photo
Ditulis oleh Iqbal Setyarso

Ramadan, “ritual” yang mendorong muslimin menyikapinya dengan melakukan beberapa aktivitas. Seperti, membersihkan rumah tinggalnya, dari mengepel lantai rumahnya, menyingkarkan berbagain perkakas yang sudah dianggap tidak berguna, yang mencat dinding rumah, mengubah tataletak perabot di ruang tamu, menyemprotkan pengharum ruangan, dan sebagainya. Hal itu cukup lumrah dilakukan. Selain aktivitas rumahan, ada aktivitas sosial seperti: bermaafan dengan tetangga, kerabat, dan umumnya muslimin.


Media ikut menguatkan hal itu. Pemberitaan ringan diramaikan narasi tentang tradisi di berbagai daerah di Indonesia. Apapun itu, Ramadan datang, dan semua on. Marhaban Ramadan, tamu agung Ramadan kita diterima dengan keriangan. Cerita tentang menu-menu berbuka atau sahur, tak kalah semarak. Ada pula tradisi bukber (buka [puasa] bersama). Komunitas karyawan kantoran, paguyuban kedaerahan, bahkan organisasi massa, alumni sekolah atau kampus, memiliki kelaziman semacam itu. Sementara advertensi sejumlah produk mempertegasnya. Menu spiritual pun tak kalah intens turut mengondisikan penyambutan. Konsultasi Ramadan dalam berbagai formatnya tersuguh.


Tidak salah meramaikan Ramadan dengan kebiasaan positif itu. Tapi sedikitnya ada 10 keutamaan bulan Ramadan berikut ini:

  1. Bulan yaang penuh berkah. Rasulullah s.a.w.mensabdakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh barakah. “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah…” (HR. Ahmad). Hal ini dimaknai sebagai ziyadatul khair, bertambahnya kebaikan. Di bulan Ramadan, banyak kebaikan yang bertambah. Banyak kebaikan yang meningkat. Dalam praktik kehidupan, omset usaha meningkat bagi para pedagang dan pengusaha, perusahaan membagikan THR bagi karyawan dan pegawai, juga mungkin bagian dari keberkahan bulan Ramadan. Dalam hal ubudiah, puasa Ramadan, salat tarawih, kian intensifnya aktivitas tilawah dan sedekah adalah bagian dari keberkahan Ramadan yang lebih besar lagi.

  2. Kewajiban berpuasa. Menjadi keutamaan lainnya, kewajiban berpuasa pada bulan ini. Sehingga Ramadan juga disebut sebagai syahrush shiyam. Puasa menjadikan Ramadhan istimewa karena ia adalah rukun Islam yang tidak ada di bulan-bulan lainnya. “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa…” (HR. Ahmad). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertawa” (QS Al- Baqarah: 183). Nash lainnya: “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa…” (QS. Al Baqarah: 185)

  3. Terbukanya piintu surga. Pada bulan Ramadan, pintu-pintu surga dibuka. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lanjutan hadits di atas: “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga…” (HR. Ahmad)

  4. Pintu neraka ditutup. Di samping pintu-pintu surga dibuka, pada bulan Ramadhan, pintu-pintu neraka ditutup. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lanjutan hadits di atas: “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka…” (HR. Ahmad)

  5. Setan dibelenggu. Di antara keutamaan Ramadan, setan-setan dibelenggu pada bulan ini sebagaimana Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: ”Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Juga lanjutan hadits riwayat Imam Ahmad sebelumnya: “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta syetan-syetan dibelenggu” (HR. Ahmad)

  6. Lailatul Qadar. Keutamaan Ramadan yang tidak kalah luar biasa adalah lailatul qadar. Yakni malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Lailatul qadar hanya ada di salah satu malam bulan Ramadan, tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya. “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta syetan-syetan dibelenggu. di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang/terjauhkan (dari kebaikan)” (HR. Ahmad)

Dengan adanya lailatul qadar ini, umat Nabi Muhammad bisa mengejar ketertinggalan waktu beramal dari umat-umat sebelumnya. Seperti diketahui, umat terdahulu usianya relatif lebih panjang. Bisa ratusan hingga seribu tahun. Dengan mendapatkan lailatul qadar, amal mereka bisa terkejar karena satu kali lailatul qadar setara dengan 83 tahun. Sepuluh kali mendapatkan lailatul qadar, bisa mengejar 830 tahun amal umat terdahulu.

  1. Penghapus dosa. Ibadah dan amal-amal salih yang dilakukan di bulan Ramadan merupakan penghapus dosa dari Ramadan sebelumnya hingga Ramadan saat ini. Ini salah satu keutamaan Ramadan, sebagaimana sabda Rasulullah: “Salat lima waktu, antara salat Jum’at ke shalat Jum’at dan Ramadan ke Ramadan penghapus dosa diantara keduanya, jika dijauhi dosa-dosa besar” (HR. Muslim)

  2. Penghapus dosa yang telah lalu. Bukan hanya penghapus dosa antara Ramadan satu ke Ramadan berikutnya, bahkan salah satu keutamaan Ramadan adalah menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Ini diperoleh jika melakukan puasa Ramadan dengan dilandasi iman dan mengharap perhitungan pahala dari Allah semata. “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Muttafaq ‘Alaih)

  3. Waktu dikabulkannya doa. Berbeda dengan bulan lainnya, pada bulan Ramadan banyak waktu mustajabah untuk berdoa. Di antaranya adalah waktu menjelang berbuka. Bahkan sepanjang waktu puasa mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa. Berdoa di waktu puasa Ramadhan ini lebih dikabulkan Allah.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizholimi” (HR. Tirmidzi; HR. Hasan)

  4. Pembebasan dari neraka. Salah satu keutamaan Ramadan adalah setiap harinya Allah membebaskan hambaNya dari neraka. Mereka yang hampir saja masuk neraka, dengan kemurahan Allah di bulan Ramadan, mereka diampuni oleh Allah dan dibebaskan dari neraka, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar dengan para perawi yang tsiqah)

    Demikian 10 Keutamaan Ramadhan yang luar biasa dan semestinya kita syukuri. Sebab umat sebelum Nabi Muhammad tidak mendapatkan keutamaan-keutamaan ini. Semoga keutamaan-keutamaan ini memacu kita untuk lebih giat beribadah dan melakukan amal salih di bulan Ramadan ini.

Merevisi Kekeliruan
Ramadan tahun ini, kita bertekad diri untuk merevisi sejumlah hal yang keliru. Antara lain:
Menggunakan peluang mendapatkan kesempatan untuk terbaik di bulan Ramadan. Kapan waktu terbaik itu? Sepuluh hari terakhir Ramadan, momentum terbaik untuk mencemplungkan diri para peribadatan Ramadan. Jangan terlena untuk mudik lebaran.Tetapi fenomena yang sudah jamak, ketika tiket berbagai layanan transportasi, mulai pesawat terbang, kereta api, bus umum, travel agent, menjelang lebaran habis terjual. Pada satu sisi, perekonomian berputar, namun pada sisi yang lain, kita sebagai hamba Allah yang faham kemuliaan Ramadan, tidak membiarkan peluang meraih pahala beribadah terbaik pada bulan mulia ini. Muslimin bijak tidak “memburu” perjalanan mudik –apalagi sekadar untuk ke kampung halaman. Tetapi menginsafi untuk bergegas menyempurnakan ibadah Ramadan.


Mari kita masuki Ramadan ini dengan meyakini, seakan-akan ini Ramadan terakhir kita. Kalaupun ini benar-benar Ramadan terakhir kita, semoga semua kebaikan beribadah yang lakukan terpulang kepada kita maslahatnya. Sejak Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad, dan Allah telah berfirman: mā kāna muhammadun aba ahadim mir rijālikum wa fakir rasulallahi wa khataman nabiyyīn, wa kānallāhu bi kulli syai’in ‘alimā (Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu).


Dengan firman Allah tersebut, kita hari ini yang masih hidup ini, adalah ummat “khataman nabiyyin” –penutup nabi-nabi, dengan risalah kenabian yang dibawa Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Kesadaran inilah pengantar untuk bersungguh-sungguh. Allah berfirman, wamā arsalnāka illā rahmatan lil’alamīn (Kami tidak mengutus engkau [Nabi Muhammad], kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam). Mengakhiri tulisan ini, kita mohon ampunan-Nya atas dosa yang kita lakukan,
Allahummagh-firli khothii-atii wa jahlinwa isrofii fii amrii wa maa anta a’lamu bihi minni (Ya Allah, ampunlah kesalahan, kebodohan dan keterlaluanku dalam segala urusan, dan ampuni segala dosa yang Engkau lebih mengetahui daripada aku).

Tentang Penulis

Avatar photo

Iqbal Setyarso

Wartawan Panji Masyarakat (1997-2001). Ia antara lain pernah bekerja di Aksi Cepat Tanggap (ACT), Jakarta, dan kini aktif di Indonesia Care, yang juga bergerak di bidang kemanusiaan.

Tinggalkan Komentar Anda