Ads
Uncategorized

Ini Ramadan 1444 Terakhirku?

Avatar photo
Ditulis oleh Iqbal Setyarso

Dalam bulan ini, masih belum usai bencana gempa yang berakibat korban menurut AFD (Badan Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki) mencapai jumlah 45.089 jiwa (per 1 Maret 2023), salah satunya akibat titik gempa itu melanda kawasan padat penduduk. Dan itu belum termasuk korban gempa di kawasan negara tetangga Turki, Suriah. Total bisa mencapai 51.000 jiwa. Innalillahi wainna ilaihi raaji’un. Menjadi bagian keimanan, meyakini akan tibanya Hari Akhir, atau Yaumul Qiyamah. Muslim mukalaf, dewasa, niscaya mengetahuinya. Kalau saya bertanya, ini Ramadan terakhirkah buatku? Sungguh tidak berlebihan.

Mengawali momentum ibadah muslimin, ada warning yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan Hudzaifah bin Usaid al-Ghifari r.a., ia menuturkan bahwa Nabi saw. menemuinya ketika ia sedang berbincang-bincang dengan para sahabat. Beliau (Nabi) bertanya, “Apa yang sedang kalian perbincangkan? ”Para sahabat menjawab, ”Kami sedang memperbincangkan hari Kiamat.” Beliau lalu bersabda, ”Sesungguhnya, belum terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda: asap, Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam a.s., keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, amblasnya bumi di tiga tempat: satu di timur, satu di barat, dan satu di Jazirah Arab, dan terakhir adalah munculnya api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke Padang Mahsyar.”


Ada sejumlah riwayat yang secara definitif menyebutkan tempat dan penyebab terjadinya salah satu dari tiga peritiwa amblasnya bumi itu, yaitu amblasnya bumi di Jazirah Arab.


Ummu Salamah Ummul Mukminin r.a. meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,”Kelak, akan terjadi perselisihan ketika seorang khalifah meninggal. Ketika itu, ada seorang pria Quraisy penduduk Madinah menuju Mekah. Ia akan didatangi oleh penduduk Mekah yang memintanya untuk keluar memimpin mereka meski ia tidak suka. Mereka pun membaiatnya di antara Rukun (Hajar Aswad) dan Makam Ibrahim. Setelah itu, satu ekspedisi pasukan dari Syam dikirim untuknya. Ketika tiba di sebuah padang pasir, pasukan ini ditelan bumi. Tatkala berita tentang peristiwa ini tersebar, pengganti ekspedisi itu dari Syam dan sisa-sisa pasukan Irak datang menemuinya dan membaiatnya.”

Narasi yang Dinanti
Ada sejumlah peristiwa (menjelang Akhir Zaman) yang membuat umat manusia setidaknya, menjadi penasaran. Bagi muslimin yang pernah “mendapat “bocoran” dari penyampaian orang-orang alim, tentu telah meyakini akan datangnya sejumlah hal itu. Namun tidaklah demikian bagi mereka yang tidak tahu, tidak mau tahu (dan potensial mengingkarinya). Salah satunya, tentang Dajjal, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits,


Hudzaifah bin Usaid r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bertutur tentang keluarnya Dajjal dan persiapan al-Mahdi beserta kaum Mukminin untuk memeranginya. Beliau bersabda,” Hingga ia (Dajjal) sampai di Madinah dan melarang orang-orang yang akan memasukinya. Setelah itu, ia bergerak ke Gunung Elia (Baitul Maqdis). Di sana, ia mengepung sisa-sisa kekuatan pasukan Mukminin. Kaum Mukminin pun akan mengalami tekanan hebat. Para pemimpin kaum Mukminin berkata,’Apa yang kalian tunggu dari tiran yang perbuatannya melampaui batas ini? Perangilah ia sampai kalian berjumpa dengan Allah atau Allah memberikan kemenangan untuk kalian.’ Akhirnya, kaum Mukminin bersepakat untuk memerangi Dajjal jika pagi terbit. Ketika pagi menyingsing, Isa bin Maryam sudah berada di tengah-tengah mereka.” (HR Al-Hakim)


Selain langkah-langkah itu, ketika sudah bertemu dengan Dajjal, setiap Muslim hendaknya juga melakukan tindakan-tindakan sebagaimana dalam hadis-hadis berikut ini.

  1. Ummu Umamah al-Bahili r.a. meriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda, “Di antara kedua matanya (Dajal) tertera tulisan kafir yang dapat dibaca oleh setiap Mukmin. Barangsiapa bertemu dengannya, hendaklah ia meludahi wajahnya dan membaca ayat-ayat pertama surah al-Kahfi. Sesungguhnya, ia akan menguasai jiwa seorang manusia lalu membunuhnya lalu membunuhnya kemudian menghidupkannya kembali.” (HR Al-Hakim)
  2. Abu Qilabah meriwayatkan dari salah seorang sahabat bahwa Nabi SAW bersabda,
    “Kelak akan muncul seorang dari kalian pendusta besar yang menyesatkan (yaitu Dajjal). Rambut di belakang kepalanya kusut masai. Ia akan berkata, ‘Aku adalah tuhan kalian.’ Karenanya, barangsiapa mengatakan kepadanya, ‘Engkau bohong. Engkau bukanlah tuhan kami. Allahlah Tuhan Kami. Kepada-Nya kami bertawakal dan berserah diri, dan kami meminta perlindungan kepada Allah sarimu,’ maka tidak ada jalan bagi Dajjal untuk menguasai orang ini. (Menurut al-Hakim, hadits ini shahih sesuai syarat yang ditetapkan Imam Muslim)
    Ada hadis akhir zaman yang menyebutkan, kelak yang membunuh Dajjal adalah Isa bin Maryam a.s. Mujammi bin Jariyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ibnu Maryam akan membunuh Dajjal di gerbang Luud (Bab Luud).” (HR Tirmidzi).
    Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Ketika mempersiapkan diri untuk berperang, kaum Muslimin meluruskan shaf pada saat iqamah dikumandangkan, turunlah Isa bin Maryam.”
    Dalam riwayat lain disebutkan, “Isa a.s. pernah turun di Menara Putih, di timur Damaskus, mengenakan dua potong pakaian yang dicelup, dengan meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Bila ia menundukkan kepala, air akan menetes darinya; apabila dia mengangkat kepala, mungkin butiran-butiran mutiara akan berjatuhan darinya. Tak ada seorang kafir pun yang apabila merasakan embusan nafas Isa kecuali akan mati.” (Nafas Isa a.s. terembus sejauh pandangan matanya. Artinya, orang-orang kafir yang berada di jangkauan pandangan Isa akan mati.)
    Nabi SAW sudah menyampaikan bahwa ketika Isa a.s. turun, kaum Muslimin sedang bersiap-siap untuk melaksanakan salat. Yang menjadi pemimpin serta imam kaum Muslimin saat itu adalah Al-Mahdi. Ketika Al-Mahdi maju ke depan jamaah dan hendak memulai shalat subuh, tiba-tiba Isa bin Maryam turun. Seketika itu, Al-Mahdi mundur ke belakang dari tempat Imam sebab al-Mahdi memandang Isa lebih utama daripada dirinya. Pada saat bersamaan pula, Isa menepun kedua bahu al-Mahdi dan berkata,” Maju dan salatlah sebagaimana imam sebab engkau lebih berhak menjadi imam shalat.” Ini merupakan sebentuk penghormatan dari Allah untuk umat ini, dengan menjadikan seseorang dari kalangan umat Nabi Muhammad saw. sebagai imam salat Nabi Isa a.s. Al-Mahdi pun salat mengimami mereka. Usai salat Isa, Isa a.s. bertitah, “Bukalah pintu!”
    Ketika pintu di buka, ternyata Dajjal bersama 70 ribu orang Yahudi yang seluruhnya membawa pedang dan memakai mahkota sudah menunggu. Ketika melihat Nabi Isa a.s., Dajjal langsung meleleh seperti garam yang larut di dalam air. Ia pun mengambil langkah seribu. Nabi Isa a.s.sa a.s. berhasil menyusulnya di Gerbang Ludd dan membunuhnya di sana. Isa membunuh Dajjal dengan tombak lalu memperlihatkan bekas-bekas darah Dajjal yang masih menetes di ujung tombak itu.
    Selanjutnya, Allah membinasakan bangsa Yahudi seluruhnya. Kelak tidak satu makhluk ciptaan Allah pun yang dapat dijadikan tempat persembunyian mereka. Seluruh benda akan diberikan kemampuan berbicara oleh Allah untuk memberitahukan tempat orang-orang Yahudi kecuali pohon gharqad. (menurut HR Ibnu Majah dengan sanad hasan).
    Pembahasan tentang Dajjal ini saya cukupkan, dengan mengetengahkan lima kesimpulan penting: pertama, Abu Said al-Khudri meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Maukah kalian aku ceritakan suatu yang lebih aku takutkan menimpa kalian daripada al-Masih ad-Dajjal?” (Yaitu syirik yang tersembunyi, yakni seseorang mengerjakan shalat lantaran ingin dilihat orang lain.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
    Riya adalah perbuatan berbahaya, sebab seseorang mengerjakan amal shalih dengan tujuan ingin dilihat orang lain. Perbuatan ini adalah syirik tersembunyi yang dapat menggugurkan pahala. Kelak pada hari Kiamat, orang-orang yang suka berbuat riya akan digugat oleh Allah dengan berfirman,” Pergilah kepada orang-orang yang kalian ingin mereka melihat amal-amal kalian ketika di dunia dan lihatlah apakah kalian mendapatkan pahala dari mereka?” (HR Ahmad)
    Kedua, Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, ”Ada selain Dajjal yang lebih aku takutkan menimpa umatku, yaitu para pemimpin Yang menyesatkan.” (HR Ahmad).
    Pemimpin yang sesat sangat membahayakan umat dan bangsa. Apabila pemimpin yang berpengaruh di tengah masyarakat sudah sesat, orang-orang yang dipimpinnya pun akan ikut sesat. Pemimpin sesat bisa jadi pemimpin dunia, seperti raja, presiden, dan perdana menteri, dan bisa pula pemimpin agama seperti ulama dan para dai. Apabila masyarakat dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang sesat, niscaya seluruh aspek kehidupan mereka akan hancur.
    Ketiga, Imran bin Hushain r.a. meriwayatkan bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Akan selalu ada suatu sekelompok dari umatku yang berperang demi kebenaran, yang akan mengalahkan orang-orang yang melawan mereka, hingga generasi terakhir mereka nanti memerangi Dajjal.” (HR Ahmad dan Abu Dawud, dari sahabat Imran ibnu Hushain r.a. al-Hakim mengualifikasikan hadis ini sebagai hadis sahih).
    Keempat, Berpegang teguh pada kebenaran dalam menghadapi fitnah dan cobaan adalah salah satu ajaran dasar syariah. Karena itu, Rasulullah saw. bersabda ketika beliau menyebutkan tentang fitnah Dajjal, “Wahai, hamba Allah! Teguhlah kalian (memegang kebenaran)! (HR Muslim dari sahabat an-Nawwas bin Sama’an).
    Kita tidak perlu pesimis dan kehilangan kepercayaan diri ketika mengetahui hadis-hadis yang menyebutkan pelbagai fitnah dan cobaan yang akan dihadapi umat ini. Kita justru harus berusaha untuk mempertebal keimanan dan memperkuat keteguhan hati kita.
    Kelima, dari keterangan yang disampaikan oleh hadits tentang Dajjal dan hadits-hadits lainnya, kita dapat memerhatikan bahwa perang akhir zaman nanti akan menggunakan senjata berwarna putih, yaitu pedang, panah, dan kuda.



Nabi Isa a.s. sosok yang amat masyhur di dunia, yang kenabiannya diterima umat Islam dan umat Kristen, keduanya menerima beliau dengan perspektif yang berbeda. Islam meyakini, turunnya Nabi Isa a.s. kelak, menjadi pertanda akan datangnya hari kiamat. Nabi Isa a.s. seorang nabi Allah dan termasuk Ulul Azmi. Allah memberi Nabi Isa a.s. keistimewaan dengan melahirkannya tanpa ayah. Maryam ibunda Isa a.s. terkenal saleh. Ia (Maryam) beribadah di mihrab dan Allah memberinya karunia (Ali Imran: 37). Kelak menjelang hari Kiamat, nabi Isa a.s. turun ke bumi dengan tugas memerangi kebatilan.


Nabi Isa a.s. diangkat oleh Allah SWT ke langit ketika orang-orang Yahudi datang untuk membunuhnya. Dalil-dalil syar’i sudah menjelaskan bahwa beliau akan turun kembali ke dunia ini pada akhir zaman. Turunnya Isa ke dunia nanti salah satu dari tanda Kiamat sudah dekat. Dalil tentang turunnya Isa nanti pada akhir zaman cukup banyak. Malah ditegaskan oleh ayat suci Al-Qur’an. Allah berfirman, “Dan ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (suku Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, ’Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)? Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja; sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian( kepadanya, dan Kami jadikan dia sebagai contoh bagi bani Israel. Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya ada di antara kamu yang Kami jadikan malaikat-malaikat (yang turun temurun) sebagai pengganti kamu di bumi. Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (Az-Zukhruf: 57-61)


At-Thabari mengatakan bahwa dengan turunya Isa a.s., dekatnya waktu kedatangan Kiamat pun diketahui sebab turunnya Isa ke dunia termasuk tanda-tanda Kiamat. Allah berfirman,
“Dan (kami hukum juga) karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Marham, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya, mereka yang berselisih tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa kehadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. Tidak seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.” (an-Nisa’: 157-159)


Ketika menjelaskan firman Allah, “yang tidak beriman kepadanya” dan “menjelang kematiannya” para ahli tafsir mengatakan bahwa kata ganti nya yang terdapat pada kedua ayat itu menunjukkan kepada Isa bin Maryam.
Menurut Ibnu Katsir,” Allah SWT menyatakan bahwa Isa tidaklah dibunuh di tiang salib. Allah menyerupakan wajah seseorang dengan wajah Isa sehingga mereka membunuh orang yang wajahnya diserupakan Isa itu, tanpa investigasi terlebih dahulu. Allah SWT pun menyampaikan bahwa Dia sudah mengangkat Isa ke langit dalam keadaan tetap hidup. Isa akan turun lagi ke dunia sebelum hari Kiamat terjadi.


Abu Hurairah r.a. menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda, ”Demi yang jiwaku yang berada di tangan-Nya, Isa bin Maryam akan turun di tengah kalian untuk menjadi hakim yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah. Dia tidak akan menerima jizyah dari orang kafir. Harta akan berlimpah sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya, bahkan nanti satu kali sujud lebih baik dari dunia dan isinya.”


Penjelasan tentang hadis ini tentang beberapa hal, bahwa Nabi Isa nanti akan mematahkan salib-salib. Bentuk salib sudah jamak diketahui. Umat Nasrani menyangka bahwa Nabi Isa bin Maryam disalib. Salib adalah simbol agama Nasrani yang kelak dihancurkan Nabi Isa a.s. Nabi Isa juga akan membunuh babi-babi. Binatang ini sudah jamak diketahui pula. Babi haram dimakan. Isa akan memerintahkan agar babi dimusnahkan untuk menunjukkan bahwa daging babi haram dikonsumsi.


Nabi Isa juga akan menghapus jizyah. Jizjah adalah upeti yang diambil dari orang-orang non-muslim yang mendiami negeri orang Muslim sebagai jaminan perlindungan keamanan dan pelayanan publik dari negara kepada mereka. Pungutan jizyah dari orang-orang non-Muslim di negeri Islam ini adalah sistem yang adil sebab saudagar-saudagar Muslimin pun dikenai kewajiban membayar zakat.


Setelah Isa a.s. turun dan menjadi pemimpin umat manusia, tidak ada agama yang diterima saat itu selain Islam. Hal ini tidak berarti Isa memaksa manusia untuk memeluk Islam, tetapi mereka sendirilah yang memeluk Islam secara suka rela sebab ketika menyaksikan Isa turun dari langit lalu berbicara kepada mereka, orang-orang Nasrani menganggap diri mereka sebagai pengikut setia Isa, mereka pun beriman kepada agama yang benar. Keyakinan mereka selama ini bahwa Isa adalah anak Allah sirna. Allah SWT berfirman, ”Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya….(An-Nisa’: 159). Maksud ayat ini, setelah Isa turun, seluruh Ahli Kitab akan beriman sebelum ia wafat. Adapun mereka yang tidak beriman kepada Isa akan diperangi.


Sebuah riwayat menyebutkan, “Dakwah ketika itu pun hanya satu.” Maksudnya pada zaman Isa a.s., hanya satu dakwah agama, yaitu Islam, sehingga tidak ada lagi agama atau keyakinan selain Islam yang tersisa. Tidak ada lagi agama Hindu, Budha, Yahudi, Nasrani, Sikh, ataupun Majusi.


Pengertian “satu kali sujud lebih baik dari dunia dan isinya” bahwa keinginan manusia untuk melaksanakan shalat maupun ketaatan lainnya semakin meningkat. Fenomena ini terjadi karena umat manusia sudah tidak lagi mengangankan harta dan menginginkan materi. D samping itu, mereka yakin bahwa Kiamat sudah kian dekat, yang setelah itu ada banhyak rezeki melimpah menanti, sehingga seorang Muslim pada zaman itu pun l

ebih disibukkan dengan beribadah ketimbang mencari penghidupan.
Sabda Nabi, “nanti kalian akan meninggalkan unta muda sehingga tidak ada yang mengejarnya” menggambarkan bagaimana harta yang sangat. Nanti, manusia akan meninggalkannya dan membiarkannya , bahkan tidak ada yang beternak, memberinya makan, ataupun memperjualbelikannya.


Tentang peristiwa turunnya Isa a.s., Jabir r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda,”Ketika Isa bin Maryam turun, al-Mahdi yang merupakan pemimpin manusia akan berkata kepadanya,’ Kemarilah untuk menjadi imam shalat kami?’ Akan tetapi Isa menjawab,’Tidak! Sesungguhnya sebagian manusia merupakan pemimpin bagi sebagian yang lain.” Ini adalah sebentuk pemuliaan terhadap umat ini.


Abu Sa’id Khudri r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Dari umat kamilah imam yang di belakangnya Isa bin Maryam ikut shalat.” Uraian beberapa hadis itu kiranya mengantarkan kesimpulan bahwa kelak Nabiyullah Isa a.s. akan kembali diturunkan ke bumi untuk menumpas kebatilan. Sekaligus menjadi “paket pemungkas” kehidupan, yang Muslimin memahaminya sebagai Kiamat.

Tentang Penulis

Avatar photo

Iqbal Setyarso

Wartawan Panji Masyarakat (1997-2001). Ia antara lain pernah bekerja di Aksi Cepat Tanggap (ACT), Jakarta, dan kini aktif di Indonesia Care, yang juga bergerak di bidang kemanusiaan.

Tinggalkan Komentar Anda