Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat cukup banyak orang berdoa kepada Allah, baik dilakukan secara perorangan maupun berjamaah. Baik yang dilakukan ketika beribadah maupun di luar kegiatan keagamaan.
Doa adalah permintaan, permohonan dan harapan kita kepada Allah agar dikabulkan. Doa, memang kita panjatkan kepada Allah, ada yang dengan sangat berharap untuk dikabulkan atau diijabah. Tetapi, ada juga doa yang dimohonkan pada acara tertentu yang bersifat ritual dan rutin, apakah itu diungkapkan dengan sungguh-sungguh atau semata seremonial, kita sulit menjelaskannya.
Namun, sudah pastilah setiap doa seseorang hamba kepada khaliknya sangat berharap untuk terkabul. Karena itu, sangatlah penting untuk diketahui apa saja yang perlu diperhatikan agar doa kita diperkenankan oleh Allah Yang Mahs Rahman.
Kunci agar doa kita dikabulksn oleh Allah, pertama, doa itu haruslah muncul dalam batin kita yang memiliki keyakinan yang kuat pada pertolongan Allah. Dalam doa harus kita tumbuhkan sikap pasrah bahwa kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah berhadapan dengan Kemahakuasaan Allah. Dalam doa kita harus mengakui kelemahan diri kita dan membersihkan diri dari sifat-sifat tercela. Sebab, doa yang dilakukan dengan hati dan batin yang bersih memudahkan jalan untuk diikabulkan Allah.
Untuk mendapstkan batin dan hati yang bersih kita harus rajin berzikir kepada Allah. Zikir yaitu mensucikan Allah, memuji-Nya dan membesarkan-Nya dengan membaca Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Zikir ysng dilakukan dengan konsentrasi penuh dan terfokus hanya kepada Allah menjauhkan manusia dari sifat sombong, angkuh dsn sifat-sifat tercela lainnya. Sebab, kalau zikir ini dihayati secara mendalam maknanya adalah manusia harus berakhlak secara baik kepada Allah dan baik pula dalam kehidupan sesama manusia. Zikir yang tidak mampu melahirkan perilaku terpuji maka itu adalah zikir yang gagal dan hanya dilakukan secara rutinitas tanpa arti.
Mengingat Allah merupakan kebutuhan manusia, bukan kebutuhan Allah Yang Maha Kaya dan Maha Sempurna. Manusia yang berzikir artinya ia selalu mengingat Allah dalam hidupnya. Dan sebagai imbalannya Allah pun akan ingat dengan hambanya. Dengan demikian bagi hamba yang selalu berzikir akan memudahkan doanya dikabulkan Allah.
Kedua, seorang akan mudah terkabul doanya kalau ia suka beramal, yaitu berbuat baik. Berbuat baik dengan harta, jiwa ataupun dengan pekerjaan menolong orang lain. Sebab, dengan berbuat baik itu artinya seorang membantu melepaskan penderitaan orang lain. Kalau kita mencintai Allah maka kita harus pula mencintai makhluknya, diantaranya dengan membantu manusia yang mengalami kesusahan. Dan perbuatan ini dalam pandangan Allah amat besar nilainya. Perbuatan yang baik atau amal yang baik jangan hanya diartikan dengan mengeluarkan sejumlah uang. Sebab, kalau ini kriteria amal baik maka hanya orang yang memiliki uang yang bisa melakukannya. Betapupun kecilnya nilai sebuah perbuatan amal yang dilakukan dengan ikhlas dan bertujuan bagi kebaikan hidup manusia tetaplah disebut amal yang berfaedah, dan akan dinilai oleh Allah.
Ketiga, orang yang tidak bakal ditolak doanya adalah orang yang berpuasa. Dalam hadist Nabi dikatakan,” Tiga macam orang yang tidak pernah ditolak doanya, orang yang berpuasa samoai dia berbuka, imam atau kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya”.
Puasa jangan semata dilihat hanya aktivitas menahan lapar dan haus. Puasa yang dilakukan dengan kesadaran dan iman yang mendalam terhadap Allah dan Rasulnya merupakan ibadah yang memiliki nilai yang amat tinggi di mata Allah. Sebab, puasa merupakan kepatuhan manusia terhadap Allah dengan berusaha menundukkan nafsunya sehingga menjelma menjadi insan yang taqwa, yaitu manusia yang dalam dirinya hadir dan cenderung pada kebaikan yang diridhoi Allah, dan menjauhi kejahatan yang dilarang Allah. Itulah sebabnya, manusia taqwa tak mungkin doanya ditolak oleh Allah.
Uraian di atas menunjukkan bahwa orang bisa mencapai doa yang diijabah (dikabulkan) oleh Allah dengan melakukan amal-amal kebaikan. Namun demikian, ada orang-orang tertentu yang tingkatan amalnya atau kondisinya dijamin oleh Allah bakal dikabulkan doanya. Mereka adalah pemimpin yang adil dan bijaksana, doa orang yang bertaubat dan menyesali dosanya, doa orang tua terhadap anaknya, dan doa anak yang saleh untuk kedua orang tuanya; dan doa orang yang berjasa kepada masyarakat, doa orang muslim san muslimah terhadap sesamanya, doa orang yang menyambung tali kekeluargaan, doa orang yang teraniaya, doa orang yang terdesak, doa orang yang berbuka puasa dan doa orang yang dalam perantauan.
Ada orang yang mengatakan, sudah berulangkali saya berdoa, tetapi tidak pernah dikabulkan Allah. Pernyatasn seperti ini sesungguhnys tidak pantas untuk diucapkan. Dalam berdoa kita tidak boleh putus asa dan kecewa. Mari kita koreksi diri, mungkin banyak dosa yang telah dilakukan sehingga doa kita tidak dikabulkan Allah, karena itu perlu bertobat dan minta ampun kepada Allah
Kedua, mungkin juga kita berkomunikasi dengan Allah hanya pada saat butuh saja, lalu berdoa. Kalau begini tentu sulit doa kita dikabulkan oleh Allah. Seperti telah diuraikan di atas agar doa terkabul kita harus mematuhi semua perintah Allah, rajin beramal dan berzikir. Pengalaman para ulama yang doanya suka dikabulkan Allah menunjukkan bahwa mereka umumnya orang-orsng yang taat, rajin berzikir dan beramal kebaikan yang diperintahkan Allah.
Kalaupun doa kita belum dikabulkan Allah janganlah kita mengsmbil kesimpulan bahwa doa kita telah ditolak Allah. Dalam sebuah hadist Nabi, Allah berjanji setiap doa hambanya pasti dikabulkan Allah. ” Tidaklah seorang muslim menengadahkan wajahnya memohon kepada Allah sesuatu permohonan, melainkan akan dikabulkan-Nya permohonan itu, atau dicepatkan-Nya memberikan, atau disimpannya untuk lain waktu”.
Dalam hadist yang lain Nabi menjelaskan,” Sesungguhnya tuhan Allah itu hidup dan menawan, malu Dia pada hambanya kalau hamba itu menadahkan tangannya, kalau tidak meletakkan kebaikan dalam tangan itu”.
Sebuah hadist Qudsy memuat pelajaran menarik. Ada orang berdoa dan meminta kepada Allah, ” Ya…Allah … Ya Allah kabulkan doaku. Lalu Tuhan memerintahkan kepada Malaikat, ” Cepat berikan apa yang dia minta”. “Kenapa,” tanya Malaikat rahmat. ” Sebab, yang diharapkannya bukan Aku,” kata Allah.
Kemudian datang lagi seorang memanjatkan doa, tapi Allah meminta Malaikat rahmat menahan doanya.”Jangan dikasih dulu, Aku senang mendengar doanya, biar lama ia menadahkan tangannya”.
Terkadang kasih sayang Allah ditunjukkan dengan menahan permohonan hambanya dalam waktu yang lama, dengan harapan hamba itu bersabar.Tetapi, sayang banyak orang yang tidak memahami rahasia ini, sehingga ia menjauh dan lari dari Tuhan. Padahal, sebagaimana disampaikan oleh junjungan Nabi Muhammad, ” Kalau Allah mencintai hamba-Nya, terlebih dahulu akan diuji keimanannya”.
Berdasarkan hadist di atas jelaslah bahwa setiap doa pasti akan dikabulkan Allah, asal dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius. Tetapi, tentu jangan kita berkomunikasi dengan Allah hanya pada saat berdoa saja, sementara pada amal yang lainnya kita masih kurang.
Demikian juga, janganlah kita berdoa hanya saat ditimpa kesulitan. Pada saat hidup normal kita lupa dengan Allah. Apalagi ketika Allah mengabulkan doa kita dan memberi kita nikmat, biasanya manusia lupa pada Allah, dan sibuk dengan urusan diri masing-masing. Sangat tepat firman Allah dalam Al-Quran” Dan kalau telah diluaskan Allah rezeki bagi hamba-hamba-Nya, maka berbuat sewenang-wenanglah dia di muka bumi ini”, ( Asy-Syura ayat 27).
Nah, ketika musibah datang baru kita sadar untuk kembali mengingat Allah. Akhirnya kita, menjadi hamba yang tidak bersyukur alias kufur nikmah atau kacang lupa pada kulitnya. Allahu’alam.