Dzulfikar Ahmad Tawalla terpilih menjadi nakhoda baru Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammaiyah periode 2023-2027. Ia menggantikan Sunanto alias Cak Nanto.Sebagai Ketua Umum, Dzulfikar sesungguhnya tidak asing lagi di.kalangan Muhammadiyah. Sebelumnya, pemuda dengan latar belakang pengusaha ini adalah Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022. Ia juga pernah menjadi Sekretaris Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode 2010-2012 hasil Muktamar 17 di Bantul, Yogyakarta.
Dengan segudang pengalaman di lingkungan organisasi Muhammadiyah ini wajar kalau peserta Muktamar ke-18 Pemuda Muhammadiyah yang berlangsung di Dome Balikpapan Sport and Centre, Balikpapan, Kalimantan Timur (23/2/2023) ini memilih Dzulfikar Ahmad Tawalla.
Dzulfikar adalah putera dari KH Ahmad Tawalla yang menjadi Mudir Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Sulawesi Selatan. Dalam pemilihan sistem formatur ini Dzulfikar memperoleh suara 622 dan menduduki ranking ketiga, tetapi dua yang mendapat suara terbesar, yaitu Machendra Setyo Atmaja (643) dan Dedi Irawan (642) tidak bersedia jadi ketua umum dengan alasan kesibukan. Akhirnya, pilihan jatuh pada Dzulfikar menjadi ketua umum.
Dalam sambutannya Dzulfikar mengatakan, muktamar adalah perayaan ide, perayaan kebersamaan dan perayaan kemenangan. ” Konsep pemuda negarawan memiliki empat identitas, meneguhkan Pemuda Muhammadiyah sebagai identitas gerakan Islam berkemanusiaan, sosial entrepreneurship, gerakan ilmu, dan gerakan politik kebangsaan,” tambahnya.
Sementara itu Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr. Abdul Mu’ti MEd dalam acara penutupan muktamar pemuda Muhammadiyah menyampaikan 5 pesan. Pertama, ikhlas menerima hasil muktamar, kedua islah untuk berdamai dan saling memperbaiki, ketiga, istikamah berjuang dan tidak tergoda, keempat, istita’ah yakni mampu melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya, dan terakhir, ihsan untuk berusaha menjadi teladan dan melakukan hal yang terbaik dalam kehidupan.
“Kader Muhammadiyah harus mampu tampil di tingkat nasional, bahkan internasional dengan melakukan hal terbaik untuk umat dan mampu menjadi teladan,” ujarnya.
Pesan senada juga disampaikan Cak Nanto. Ia mengatakan bahwa muktamar bukanlah menang kalah, ia berharap para kader Muhammadiyah dimana pun dan kapan pun tetap akan mengabdi pada organisasi Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah. “Saya berwasiat agar program mengorbitkan kader di berbagai daerah sesuai dengan potensinya terus digarap Pemuda Muhammadiyah,” katanya.
Menurut Cak Nanto, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah harus bisa menjadi jembatan untuk penyaluran potensi itu. Hal ini sejalan dengan tujuan Muhammadiyah, yakni menghimpun dan menggerakkan potensi Pemuda Islam.
“Saya harap potensi kader tetap ditampung sesuai fungsinya dengan seksama karena Pemuda Muhammadiyah dengan capaian yang sekarang telah melakukan orbitrasi kader, maka ke depan dengan fondasi yang sudah ada seharusnya bisa lebih cepat,” tuturnya.
Selain penyaluran kader, Cak Nanto berpesan, agar manajemen dakwah dan peta dakwah berbasis big data mulai dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.
“Saya juga berharap betul kader-kader Pemuda Muhammadiyah terus mengasah diri, mencari ruang, mentransformasikan nilai-nilai yang didapat di Muhammadiyah keluar,” tegas Cak Nanto mengakhiri pesannya.