Mungkin Anda pernah menghadiri acara tahlilan, yaitu berkumpul untuk mendoakan seseorang yang baru berpulang ke rahmatullah. Dalam ungkapan doa dan pengajian tersebut berlangsung selama 7 hari, dan kemudian ada pula acara 40 harian, dan mengenang setahun atau yang biasa disebut haul.
Pada acara tahlilan biasanya disediakan hidangan kecil atau makanan, ketika selesai pada hari ke tujuh, jamaah saat pulang diberikan berkah (berkat), bisa macam-macam antara lain nasi kotak, kue dan ada juga yang memberikan sembako. Dibungkus rapi dan ditenteng pulang.
Ada yang menarik yaitu pada peringatan dan doa mengenang almarhum atau almarhumah pada hari ke-40, jamaah bukan saja diberi berupa makanan atau sembako, namun termasuk juga buku cetakan yang populer disebut buku Yasinan. Buku ini berukurun mini dan umumnya berisi beberapa ayat Al-Qur’an, terdiri dari surat Al-Fatihah, surat Yasin, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Al-Waqi’ah, Ar-Rahman dan Al-Mulk. Di samping itu ada juga beberapa doa-doa (doa tahlil pasti ada) dan nama Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang baik. Informasi lain yang terpenting adalah tentang almarhum atau almarhumah yang wafat, lengkap dengan nama, foto, tanggal lahir dan wafat, nama istri, anak, cucu, cicit dan menantu. Tentu, dalam buku Yasinan ini ada permintaan maaf dari keluarga kalau ada kesalahan selama almarhum masih hidup, mohon dimaafkan.
Yang disebutkan di atas adalah buku standar, artinya baik isi maupun ukuran fisik buku yang dicetak kebanyakan masyarakat. Namun, di samping itu ada pula buku Yasinan dengan ukuran yang lebih besar, lebih tebal dan lebih padat isinya. Bahkan, ada yang mencetak dalam ukuran yang jumbo seperti mushaf Al-Qur’an lengkap dengan terjemahannya. Tampaknya, mereka yang mencetak ukuran buku Yasinan istimewa ini berasal dari keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih.
Untuk ukuran yang lebih tebal ini, konten atau isinya lebih banyak, baik surat Al-Qur’an, doa-doa, bacaan zikir, selawat, amalan untuk orang yang meninggal, doa dan zikir salat sunat, penjelasan tentang keutamaan beberapa surat Al-Qur’an dan beberapa lainnya.
Adanya tradisi membagikan buku Yasinan ini bagi keluarga yang kehilangan anggotanya jelas diharapkan untuk dibaca dan diamalkan. Makin banyak yang membaca tentu lebih baik. Dan ini jelas dimaksudkan sebagai amal shaleh bagi almarhum yang diharapkan pahalanya mengalir bagi si mayit.
Sedangkan dampak atau makna lebih luas dari tradisi ini bagi masyarakat adalah menyebarluaskan ajaran atau ibadah Islam mengenai kematian. Apa saja kewajiban seorang muslim yang telah meninggal, terutama turut mendoakan mereka, memberikan maaf dan untuk selalu mengingat bahwa hidup ini tidak kekal dan setiap manusia pasti kembali kepada-Nya. Dengan demikian melalui buku ini manusia disadarkan untuk melakukan perbuatan yang baik dalam hidup, meninggalkan jejak atau legacy yang pantas dikenang. Dunia adalah ladang untuk bertanam kebaikan, dan panennya dipetik pada hari akhirat berupa surga dan kehidupan yang menyenangkan dari Allah.
Buku Yasinan mengingatkan kita untuk tidak melupakan kehidupan akhirat. Di tengah kerutinan dan tidak larut dalam memenuhi kebutuhan, buku Yasinan ini memberikan warning pada kita selalu ingat kehidupan abadi. Karena itu juga tradisi yang baik adanya kebiasaan membaca Yasinan setiap malam Jumat. Ia mengajak kita berhenti sejenak dari rutinitas kehidupan, dan mengingatkan ada dunia lain yang akan ditempuh dalam hidup ini. Yaitu kehidupan kekal yang telah disediakan oleh Allah, Zat Yang Maha Kuasa Pemilik Kehidupan ini.
Kitab Yasinan ini juga mengingatkan untuk orang yang telah mendahului kita, baik orang tua, kerabat, suami atau istri dan orang-orang yang kita cintai untuk jangan lupa mendoakannya. Karena mereka sudah terputus dengan kehidupan dunia, maka hanya dengan berdoa kita bisa menolong mereka. Dalam buku Yasinan ini diingatkan beberapa amalan yang bisa dilakukan untuk orang yang sudah meninggal, yaitu mendo’akan dan memohonkan ampun untuknya, bersedekah atas namanya, menggantikan ibadah puasanya, menunaikan nazarnya, dan membacakan Al-Qur’an untuknya.
Jadi ada kebaikan dalam kehadiran buku Yasinan ini, membagikan dan mendistribusikan buku kepada masyarakat berarti mengajak banyak orang untuk dekat dengan Allah, dekat dengan ibadah, peduli dengan kehidupan akhirat. Ini artinya dengan buku Yasinan ini orang diharapkan makin kuat imannya dan meningkat ibadahnya kepada Allah.
Sejauh yang saya lihat tradisi membuat atau mencetak buku Yasinan banyak dilakukan kalangan masyarakat menengah ke bawah. Apakah di kalangan masyarakat menengah muslim ke atas juga berlaku, saya tidak tahu banyak.
Yang jelas bisa disimpulkan tradisi membuat buku Yasinan ini.mengandung nilai dakwah yang positif. Ia mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini tidak abadi. Ia mengajak kita untuk selalu berbuat kebaikan, mengkhusyukkan diri dalam beribadah, rajin membaca dan berpedoman hidup pada Al-Qur’an. Dan, mengenang mereka yang sudah meninggal dengan selalu memanjatkan doa buat mereka. Allahu’alam.