Aktualita

Anwar Ibrahim : Pembawa Malaysia ke Arah Baru

Avatar photo
Written by Iqbal Setyarso

Dari penjara, anak didik pemimpin senior Malaysia nan melegenda, Mahatir Muhammad, setelah memimpin oposisi, akhirnya menjadi perdana menteri. Pemenjaraan gagal memupus tekad Anwar Ibrahim dari nawaitunya berbaktian melalui politik di Malaysia. Raja Malaysia pun menunjuk Anwar Ibrahim  untuk menjadi PM ke 10 Malaysia, dan negeri jiran memasuki arah baru setelah mengalami krisis kepemimpinan pasca pemilihan umum.

Saya, Anwar Ibrahim, setelah ditunjuk untuk memegang posisi perdana menteri, dengan sungguh-sungguh bersumpah bahwa saya akan dengan jujur memenuhi tugas itu dengan semua upaya saya dan bahwa saya akan mengabdikan kesetiaan sejati saya kepada Malaysia,” kata pria berusia 75 tahun itu sambil mengenakan pakaian tradisional Malaysia, pada pelantikan Perdana Menteri Malaysia (The Jakarta Post, 24 November 2022 diakses Rabu, 30 November 2022).

Flashback kiprah Anwar Ibrahim di kancah politik. Pada 1982 Anwar direkrut ke dalam United Malays National Organization (UMNO), partai yang saat itu tengah mendominasi politik Malaysia selama 60 tahun. Pamor Anwar naik sebagai politisi muda nan ramah dan menjadi menteri keuangan –lalu menjadi wakil PM pada awal 1990-an di bawah PM saat itu Mahathir Mohamad. Anwar membawa penyeimbang muda sang mentor politiknya yang cerdik.

Mereka dianggap sebagai salah satu pasangan paling dinamis dalam politik Asia Tenggara, tetapi hubungan mereka memburuk karena bagaimana menangani krisis keuangan Asia 1997-1998. Beberapa pengamat mengatakan Anwar terlalu tidak sabar untuk menjadi PM, meremehkan pelindungnya.

Mahathir pun memecat Anwar, dikeluarkannya dari UMNO dan didakwa melakukan korupsi dan pelecehan. Secara eksplisit, Anwar dijatuhi hukuman enam tahun penjara karena tuduhan korupsi pada 1999, dengan hukuman penjara sembilan tahun ditambahkan untuk tuduhan pelecehan pada tahun berikutnya. Dua hukuman tersebut dijalankan secara berurutan! Saat Anwar mengklaim penganiayaan politik, protes jalanan meletus dan bersatu menjadi gerakan oposisi multietnis yang menyerukan reformasi demokrasi.

“Drama” dengan Happy Ending

Krisis politik membuat Raja turun-tangan pasca pemilihan umum. Ini kejadian langka karena pemenang pemilu tidak mencapai angka kecukupan untuk berhak memimpin. Raja Malaysia pun menunjuk pemimpin oposisi Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri pada Kamis, (24/11/2022) mengakhiri lima hari krisis pasca pemilihan umum yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penunjukan Anwar ini mengakhiri perjalanan politik selama tiga dekade dari anak didik pemimpin veteran Mahathir Mohammad setelah menjalani hukuman penjara –selepasnya dari penjara memimpin oposisi dan, akhirnya, ditunjuk menjadi perdana menteri.

Pemilihan umum Malaysia pada Sabtu, (19/11/2022) berakhir dengan parlemen gantung yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan tidak satu pun dari dua aliansi utama –satu dipimpin oleh Anwar dan lainnya dipimpin mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, segera dapat mengamankan kursi yang cukup di parlemen untuk membentuk pemerintahan.

Anwar yang berusia 75 tahun telah berkali-kali ditolak jabatan perdana menteri meskipun berada dalam jarak yang sangat dekat selama bertahun-tahun. Dia adalah wakil perdana menteri Malasia pada 1990-an dan perdana menteri resmi pada 2018.

Di sela-sela itu, dia menghabiskan hampir satu dekade di penjara karena sodomi dan korupsi dalam apa yang dia katakan sebagai tuduhan bermotivasi politik yang bertujuan untuk mengakhiri kariernya.

Ketidakpastian pemilu mengancam akan memperpanjang ketidakstabilan politik di negara Asia Tenggara, yang telah memiliki tiga perdana menteri selama bertahun-tahun, dan berisiko menunda keputusan kebijakan yang diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Koalisi Anwar, yang dikenal sebagai Pakatan Harapan, memenangkan kursi terbanyak dalam pemungutan suara Sabtu dengan 82 kursi, sementara blok Perikatan Nasional Muhyiddin memenangkan 73 kursi. Mereka membutuhkan 112 kursi – mayoritas sederhana – untuk membentuk pemerintahan.

Sejumlah Pertanyaan Awal

Anwar Ibrahim-pun, dilantik sebagai PM ke-10 Malaysia pada Kamis (24/11), mengakhiri kebuntuan politik selama berhari-hari pasca pemilihan akhir pekan yang tidak meyakinkan.

Anwar Ibrahim adalah pemimpin keempat Malaysia. Anwar Ibrahim dalam beberapa tahun ini menjadi harapan Malaysia mencapai stabilitas politik. Keterpilihannya, mengakhiri karir politiknya yang bergejolak. Publik pun segera menyodorkan sejumlah pertanyaan. Berikut soal-jawab Anwar Ibrahim, sebagaimana dilansir dari AFP. Berikut ini ringkasannya.

Tantangan Terbesar Anwar? “Tantangan terbesarnya adalah memimpin Malaysia keluar dari kelesuan ekonomi setelah pandemi. Pengangkatannya juga akan disambut baik secara internasional karena Anwar dikenal sebagai seorang Muslim demokrat di seluruh dunia,” kata James Chin, profesor studi Asia di University of Tasmania, kepada AFP pada Jumat (25/11). Warga Malaysia menghadapi harga makanan yang melonjak, mata uang ringgit yang jatuh, dan upah yang stagnan.

Pemerintah telah merevisi perkiraan pertumbuhan untuk 2022 menjadi 6,5%-7,0% dari sebelumnya 5,3%-6,3% untuk tahun ini, tetapi memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 4,0%-5,0% tahun depan. “Tantangan terbesar Anwar adalah meloloskan anggaran dan menghidupkan kembali perekonomian,” ujar analis Oh Ei Sun dari Pusat Riset Pasifik Malaysia. Asrul Hadi Abdullah Sani, wakil direktur pelaksana di firma penasehat strategis Bower Group Asia, mengatakan salah satu agenda PM adalah memastikan agenda reformasinya dipenuhi. “Saat dia ingin menstabilkan koalisi federal yang longgar,” tutur Asrul.

Bagaimana dengan Najib dan Perang versus Korupsi?

Anwar, yang berkampanye dengan platform antikorupsi yang kuat, mengatakan tidak akan mengintervensi proses pengadilan. Mantan PM Najib Razak menjalani hukuman penjara 12 tahun karena korupsi terkait perannya dalam skandal keuangan besar-besaran di dana negara 1MDB. Najib juga menghadapi puluhan dakwaan lain yang dapat membuatnya dipenjara lebih lama. Beberapa pemimpin bekas partai yang berkuasa, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), juga menghadapi dakwaan korupsi. Anwar mengatakan sebelum pengangkatannya, dia akan membiarkan kasus-kasus itu berjalan dengan sendirinya.

Apa reaksi warga Malaysia?

“Aku merinding, serius. Dia berjuang keras untuk diberi kesempatan menjadi PM. Saya harap dia tampil baik dan membuktikan kemampuannya,” kata Norhafitzah Ashruff Hassan (36).

Muhammad Taufiq Zamri (37) yang bekerja sebagai manajer produk sebuah perusahaan menyampaikan nada yang sama. “Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata perasaan gembira yang saya rasakan atas pengumuman itu. Rasa optimisme sekarang mengalir dan saya yakin Anwar akan memimpin negara ini ke depan,” tukasnya.

Mengapa Raja Perlu Campur Tangan?

Sebagian besar Melayu Muslim Malaysia adalah monarki konstitusional dengan pengaturan unik, di mana tahta bergilir setiap lima tahun antara penguasa sembilan negara bagian. Negara bagian dikepalai oleh keluarga kerajaan Islam berusia berabad-abad yang disebut sultan. Sistem tersebut telah berlaku sejak kemerdekaan Malaysia dari Inggris pada 1957. Sementara peran mereka sebagian besar bersifat seremonial, kerajaan Islam Malaysia sangat dihormati terutama dari Muslim Melayu dan mengkritik mereka dilarang keras.

Raja memiliki kekuasaan diskresi untuk menunjuk seorang perdana menteri yang dia yakini mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Raja Malaysia saat ini, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, harus campur tangan setelah kebuntuan politik karena tidak ada pemenang yang jelas dalam pemilihan dan ada dua saingan yang mengklaim jabatan PM. Dia memanggil partai politik dan berkonsultasi dengan sesama sultan saat dia menyerukan pembentukan pemerintah persatuan.

Awali Langkah Politik Bersih

Koalisi Barisan Nasional yang dipimpin Partai Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) menyatakan akan mendukung mosi kepercayaan untuk Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, yang dijadwalkan akan diajukan ke parlemen pada 19 Desember mendatang.
Seperti dilaporkan kantor berita Bernama dan dilansir Channel News Asia, Senin (28/11/2022), penegasan itu disampaikan oleh pemimpin Barisan Nasional Ahmad Zahid Hamidi dalam pernyataan via Facebook pada Minggu (27/11) waktu setempat. Barisan Nasional kini menjadi salah satu anggota koalisi pemerintahan yang dipimpin Anwar.

Disebutkan Ahmad Zahid bahwa mosi kepercayaan itu diperlukan memastikan legitimasi kepemimpinan Anwar bisa diselesaikan dan membungkam pihak-pihak yang mempersoalkannya.
“Meski pun beberapa pihak menyebut hal ini (mosi kepercayaan-red) merupakan langkah berisiko oleh seorang Perdana Menteri baru, ini adalah proses demokrasi yang harus kita lalui dan BN (Barisan Nasional) akan terus mendukung penuh sebagai tanda penegakan keputusan oleh Agong (Raja Malaysia) soal pembentukan pemerintahan baru ini,” tegas Ahmad Zahid dalam pernyataannya.

Awalan langkah politik bersih ini disebut sebagai gebrakan Anwar Ibrahim: pertama, tak akan mengambil gajinya. Anwar menegaskan, ia tak akan mengambil gajinya sebagai PM Malaysia. Ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan warga yang berjuang dalam menghadapi kenaikan biaya hidup. “Saya telah mengumumkan bahwa langkah pertama untuk mendapatkan kembali kepercayaan rakyat, agar mereka tidak memandang menteri dan pemimpin, terlepas dari partainya, terlepas dari keyakinannya, semuanya hanya memikirkan gaji, kepentingan, kontrak, dan saham,” kata Anwar, dikutip dari Sinar Daily. “Jadi saya memilih untuk tidak mengambil gaji perdana menteri saya,” sambungnya.

Kedua, menolak kendaraan dinas mewah. Selain tidak mengambil gaji, Anwar juga menolak penggunaan mobil dinas mewah Mercedes-Benz S600 seharga Rp 6,6 miliar. Sebaliknya, ia akan menggunakan kendaraan apa pun yang tersedia di Departemen Perdana Menteri untuk tugasnya. Ia menegaskan, tidak akan ada mobil dinas baru yang dibeli untuknya atau peralatan tak perlu lainnya. Menurutnya, ini merupakan bagian dari budaya baru melawan pemborosan dana publik yang harus dilakukan oleh semua pihak.

Ketiga, subsidi kelompok berpenghasilan rendah. Anwar meninjau kembali program subsidi pemerintah yang bertujuan untuk mengarahkan uang ke kelompok berpenghasilan rendah. Instansi pemerintah memiliki waktu dua minggu untuk meninjau implikasi dari penyempitan subsidi. “Subsidi harus tepat sasaran, jika tidak, subsidi tersebut tidak hanya dinikmati oleh kelompok berpenghasilan rendah tetapi juga orang kaya,” ujarnya. Secara khusus, Anwar ingin subsidi listrik dikaji ulang karena manfaat yang diterima si miskin dan si kaya hampir sama.

Keempat, merampingkan kabinet dan memangkas gaji menteri. Dalam pemerintahannya, Anwar menyatakan akan merampingkan kabinetnya dengan gaji para menteri yang dikurangi. “Ukuran Kabinet pasti akan lebih kecil dan saya meminta menteri baru untuk menyetujui usulan saya untuk mengurangi gaji mereka. Ini masih dalam proses pembahasan dan persiapan,” kata dia, dikutip dari The Star. Ia juga mengumumkan bahwa Gabungan Rakyat Sabah (GRS) resmi bergabung dengan pemerintahan.

Kelima, tak lagi bagi-bagi kursi menteri. Selain merampingkan kabinet, Anwar juga tak akan menunjuk menteri sebagai hadiah. “Saya ingin mereka mendukung saya berdasarkan kebijakan saya dan komitmen saya terhadap pemerintahan yang baik, komitmen saya terhadap gerakan antikorupsi, dan untuk menyadarkan ekonomi,” ujarnya. Menurutnya, pengumuman kabinet akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan setelah berdiskusi dengan anggota koalisi. (Kompas.com, 28/11/2022 diakses Selasa, 29/11/2022)

Keluarga Politisi

Anwar Ibrahim lahir di Cherok Tok Kun, Bukit Mertajam, Pulau Pinang pada 10 Agustus 1947. Ayahnya, Ibrahim Abdul Rahman bekerja sebagai pelayan rumah sakit sebelum akhirnya memutuskan bergabung ke dunia politik sebagai anggota parlemen dari UMNO untuk daerah pemilihan Seberang Perai Tengah sejak 1959 hingga kekalahannya dalam pemilihan umum pada 1969 oleh calon legislatif dari Partai Gerakan Rakyat Malaysia  (GERAKAN). Ibunya, Che Yan Hamid Hussein berasal dari Bukit Mertajam, Pulau Pinang yang merupakan seorang ibu rumah tangga yang aktif di UMNO, terutamanya di organisasi sayap perempuan, Pergerakan Wanita UMNO. Bahkan, semasa kecilnya, Anwar sering diajak ke acara perkumpulan Wanita UMNO oleh ibunya.

Anwar memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Kebangsaan Stowell, Bukit Mertajam, Pulau Pinang . Kemudian, ia menempuh sekolah menengahnya di Maktab Melayu Kuala Kangsar  dari 1960 sampai 1966 dan turut aktif di Persatuan Bahasa Melayu. Pada 1967, Anwar melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Universitas Malaya Kuala Lumpur . Ia menerima gelar sarjana bagi Fakultas Sastra Bahasa Melayu.

Pada masa kuliah di Universitas Malaya, Kuala Lumpur ini, ada episode Anwar Ibrahim mengikuti pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Malaysia. HMI disebut-sebut banyak mewarnai perpolitikan Indonesia, dan kini juga memiliki koneksitas special dengan terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri.

Anwar, yang–laiknya Nelson Mandela—sempat mengalami tahun-tahun pemenjaraan—memang layak disebut sebagai alumnus HMI. Bagaimana tidak, kalau pada 1967 lalu Anwar memang ikut pengkaderan HMI di Pekalongan, Jawa Tengah. Dari pengalaman itu Anwar sempat mengakui bahwa dirinya belajar banyak soal ideologi dan strategi politik dari kancah pengkaderan HMI.

Inisiasi PPI Asteng

“Saya memperoleh manfaat dari HMI karena mengikuti materi ideologi politik dan strategi di Pekalongan. Generasi saya itu istimewa. Abang-abang saya adalah Nurcholish Madjid, Fahmi Idris, Mar’ie Muhammad dan Ekky Syahrudin. Semua hebat-hebat,” kata Anwar dalam kesempatan menghadiri pelantikan Korps Alumni HMI (KAHMI) Malaysia, tahun 2020 lalu.

Pada masa muda, Anwar seorang pembelajar yang tekun  dan pembaca buku berbagai khazanah pemikiran yang rajin dan cermat. Dia juga belajar banyak soal keislaman dari ulama terkemuka, Buya HAMKA, serta Nurcholis Madjib yang diakuinya sebagai ‘suheng’ alias kakak seperguruannya itu. Saat itulah Anwar intens bersentuhan dengan pemikiran allahyarham Nurcholis Madjid yang menjadi rujukan anak muda Islam saat itu.

“Saya masih 18–19 tahun saat mengenal Cak Nur. Ketika itu beliau ketua umum Pengurus Besar HMI,”kata Anwar. Sebagai seorang pencari  dari Malaysia Anwar jauh-jauh datang dan menemui Cak Nur, bahkan ikut sebagai peserta beberapa training pengkaderan HMI. “Saya kemudian mengundang beliau ke Malaysia.”

Bergaul semakin dekat, Anwar dan Cak Nur berinisiatif membentuk Persatuan Pelajar Islam Asia Tenggara. “Kami bangun bersama. Cak Nur ketua, saya menjadi sekretaris jenderal,”kata Anwar. Dia sendiri memaknai pemikiran Islam sebagai sesuatu yang harus terus bergerak, sehingga prosesnya pun bisa memperkaya kehidupan. Untuk itu Anwar melihat pemikiran keislaman dari cendekiawan Muslim di Indonesia berperan penting dalam menyatukan generasi muda Islam di Asia Tenggara. “Ide dan pemikiran Cak Nur masih sangat relevan hingga hari ini,”kata dia.

Di dunia politik, Anwar sendiri tidak melangkah di jalan yang mulus. Sempat menjadi ‘anak emas’ dan kader terbaik Mahathir Mohamad, justru Sang Dokter yang kemudian menyerimpung hingga nyaris membuat karier politiknya habis.

Anwar pertama kali merasakan penjara di tahun 1974, gara-gara aksi demonstrasi. Saat itu, dia menggelar unjuk rasa menentang kemiskinan dan kelaparan di daerah pinggiran Malaysia. Saat itulah Anwar menarik perhatian Mahathir Mohamad, yang kemudian terpilih menjadi PM Malaysia pada 1981.

Sekeluar penjara, Anwar mengejutkan rekan-rekannya ketika memutuskan bergabung dengan partai penguasa, UMNO, di bawah pimpinan Mahathir. Kariernya segera melejit hingga menjadi menteri. Kiprah Anwar semakin gemilang ketika menjabat menteri keuangan pada 1991 dan wakil perdana menteri pada 1993. Di tangan Anwar, perekonomian Malaysia melejit. Asiamoney bahkan menobatkan Anwar sebagai “Menteri Keuangan Tahun Ini” pada 1996.

Setahun kemudian, krisis moneter melanda dunia, tapi Anwar berhasil membawa Malaysia melalui semuanya. Ia pun ditunjuk sebagai ketua Komite Pembangunan Bank Dunia pada 1998. Newsweek kontan menobatkan Anwar sebagai “Asian of the Year.” Jalan Anwar ke kursi kekuasaan seolah terbuka luas waktu Mahathir menunjuknya sebagai perdana menteri interim. Saat itulah dia merombak pemerintahan dan membongkar semua kebusukan UMNO yang dianggap mulai rapuh akibat sistem kroni, korupsi, dan nepotisme di tubuh partai.

Sayang, kedekatannya dengan Mahatir, mengalami friksi. Anwar pun lalu ditahan dengan berbagai tuduhan. Di tahanan, Anwar seringkali menerima siksaan, terutama pemukulan. Beberapa kali wajahnya tampak penuh lebam akibat penyiksaan. Namun,  semua tak membuat Anwar hilang dari “radar publik Malaysia”. Anwar tetap memimpin barisan oposisi, Anwar bisa melepas citra dirinya sebagai ‘pengekor Mahathir’.

Di saat-saat berbagai kesulitan menimpanya itu, Anwar mengaku dirinya terkenang petuah Buya Hamka, ulama besar asal Minang yang tersohor hingga Malaysia. “Anwar, apapun perkembangan, itu kilauan sementara. Bukan kita memutuskan, mengutamakan. Kita harus lihat kesungguhan tekad mereka, istiqomah mereka dalam berjuang.” Kamis (24/11) lalu sosok yang pernah meniti jalan terjal politik, dengan happy ending.

2018: Mengubur Kapak Perang
– Tahun inilah, Anwar Ibrahim-Mahatir Muhammad sepakat bersatu. Keduanya bersatu untuk mengalahkan Barisan Nasional untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia, di tengah kemarahan publik pada pemerintah atas skandal 1MDB bernilai miliaran dolar.
– Mahathir berjanji untuk mencari pengampunan kerajaan untuk Anwar dan menyerahkan pekerjaan perdana menteri kepadanya jika koalisi berhasil.
– Anwar diampuni dan dibebaskan dalam waktu seminggu setelah Mahathir memimpin koalisi oposisi menuju kemenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemilihan umum.
– Aliansi mereka runtuh kurang dari dua tahun kemudian karena pertikaian atas janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.
 
2022: Jajak Pendapat mengarah ke Pekerjaan Teratas
– Koalisi Pakatan Harapan Anwar diperkirakan akan mendapatkan bagian kursi terbesar, atau 35%, dalam pemilihan yang diperjuangkan dengan ketat, sebuah survei oleh perusahaan riset Inggris YouGov menunjukkan pada 16 November
– Tetapi pemilihan itu menyebabkan parlemen yang digantung belum pernah terjadi sebelumnya selama akhir pekan. Koalisi Anwar memenangkan 82, atau 36,9%, dari kursi, kurang dari 112 yang dibutuhkan untuk mayoritas.
– Anwar dan mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin masing-masing mengatakan mereka dapat membentuk pemerintahan dengan dukungan dari pihak lain.
– Raja Malaysia menunjuk Anwar sebagai perdana menteri setelah pertemuan khusus sesama sultan turun-temurun.(Anwar Ibrahim’s long road to prime minister of Malaysia, saltwire.com, 24/11/2022 diakses Selasa, 22/11/2022)

About the author

Avatar photo

Iqbal Setyarso

Wartawan Panji Masyarakat (1997-2001). Ia antara lain pernah bekerja di Aksi Cepat Tanggap (ACT), Jakarta, dan kini aktif di Indonesia Care, yang juga bergerak di bidang kemanusiaan.

Tinggalkan Komentar Anda