Ads
Aktualita

Dakwah Menjadi Mudah dengan Berbisnis dan Berteknologi

Ditulis oleh Panji Masyarakat

Semarak muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta tak hanya tampak pada acara pembukaan di Stadion Manahan, yang menampilkan berbagai atraksi seni budaya dan dihadiri serta dibuka  Presiden Jokowi. Tapi juga diramaikan  Muktamar Fair dan Muhammadiyah Innovation Technology Expo (MITE). Gelaran ini berlangsung  di De Tjolomadoe, Karanganyar, 17-21 November, diikuti 512 peserta Muktamar Fair yang berasal dari beragam usaha, dan 98 peserta  MITE dari seluruh Indonesia. Untuk menjaga keamanan kegiatan ini diterjunkan 269 personil gabungan yang  berasal dari Polres (69), Kodim (50), Satpol PP (50),  Dinas Perhubungan Karanganyar (50) serta Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhaammadiyaah atau KOKAM (50).

Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Muktamar Fair dan MITE dapat menjadi momentum akselerasi mobilisasi kapitalisasi dari produk ekonomi yang dibuat warga persyarikatan serta pengembangan inovasi teknologi warga Muhammadiyah.”Tidak saja oleh Majelis Ekonomi Muhammadiyah namun juga majelis-majelis lainnya, PTM/PTA, ortom (organisasi otonom Muhammadiyah),” katanya.

Lebih jauh, Haedar Nashir mengatakan ke depan keberadaan Muktamar Fair dan MITE ini diharapkan sudah menjadi aktivitas berbisnis dan berteknologi sehari-hari. “Sehingga kita tinggal melakukan akselerasi, mobilisasi dan kapitalisasi agar lebih produktif lagi. Sehingga nanti kegiatan dakwah yang kita lakukan akan lebih mudah lagi,” jelas Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Karanganyar Juliyatmono menyampaikan Pemkab Karanganyar menyampaikan terima kasih kepada Muhammadiyah yang telah melahirkan Indonesia. “Muhammadiyah lebih dulu lahir jauh sebelum Indonesia ada, tidak terpengaruh dengan kondisi apa pun, tetap eksis. Sehingga pemerintah harus belajar dari Muhammadiyah,” terang Juliyatmono.

Ketua Panitia Pusat Muktamar ke 48 Muhammadiyah, Marpuji Ali mengatakan, kehadiran Muktamar Fair dan MITE ini dalam rangka memasarkan produk dan pengembangan teknologi untuk bisa memperlihatkan sejauh mana kemampuan PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah)  dan Sekolah Muhammadiyah. “Ke depan PTM, Sekolah Muhammadiyah mampu mengembangkan produk lebih bagus lagi dan mudah-mudahan menginspirasi kepada warga Muhammadiyah ke arah yang lebih baik lagi,” ujar Bendahara PP Muhammadiyah itu.

Salah satu peserta MITE, Muhammad Alfatih dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, menuturkan bahwa ajang  ini sangat menarik dan penting untuk menunjukan berbagai inovasi yang sudah dikembangkan oleh Amal Usaha Muhammadiyah. “Ini adalah kegiatan yang positif. Saya berharap, dengan adanya kegiatan ini, maka akan ada transfer pengetahuan antar perguruan tinggi, sehingga inovasi produk dan teknologi semakin berkembang,” katanya.

Mobil listrik besutan anak-anak muda Perguruan Muhammadiyah

Dosen Teknik Mesin UMS itu  menambahkan bahwa dia dan timnya  membawa mobil Ababil Evo III yang baru saja mengikuti kejuaran di Sirkuit Mandalika. “Kami membawa mobil listrik Ababil Evo III yang mulai produksi pada tahun 2017 oleh komunitas mahasiswa dan dosen di Fakultas Teknik. Pada tahun 2018, mobil ini pernah berlaga di Jepang” ungkap Al Fatih. Ia menuturkan bahwa tantangan utama dalam pembuatan mobil ini adalah bagaimana menghasilkan efisiensi yang tinggi, baik dari sisi desain, mekanis maupun elektrisnya.

Laporan: A. Suryana Sudrajat (Surakarta)

Editor: Ahmad Lukman A.

Tentang Penulis

Panji Masyarakat

Platform Bersama Umat

Tinggalkan Komentar Anda

Discover more from PANJI MASYARAKAT

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading