Ads
Aktualita

Syekh Yusuf Qardhawi, Ulama Berprinsip dan Berpandangan Moderen

Avatar photo
Ditulis oleh Arfendi Arif

Prof. Syekh. Dr. Yusuf Qardhawi adalah figur yang komplit. Ia seorang intelektual, ulama, pejuang,  aktivis dan penulis yang produktif. Pemikir asal Mesir yang cukup dikenal di Indonesia ini, Senin, 26 September 2022 kemarin berpulang ke rahmatullah dalam usia 96 tahun. Padahal, 9 September lalu merupakan hari kelahirannya. Qardhawi yang sejak tahun 1961 pindah ke Qatar, tinggal di Doha dan telah menjadi warganegara Qatar.

Meski, pernah keluar masuk penjara sebagai aktivis Ikhwanul Muslimin di era rezim Raja Farouk, namun di Indonesia Yusuf Qardhawi lebih dikenal sebagai ulama dan ilmuwan. Ayah tujuh putera ini, memang penulis yang subur, sebanyak 120 buku telah lahir dari buah pikirannya mencakup bidang fikih, ekonomi Islam, Quran  dan Sunnah, aqidah Islam dan akhlak, pendidikan dan dakwah, dan banyak bidang lainnya. Bukunya yang cukup populer di Indonesia adalah Figh al -Zakat dan Halal dan Haram dalam Islam. Salah satu bukunya yang berjudul  Keutamaan Ilmu dalam Islam diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Panjimas yang diterjemahkan dari karya aslinya Al-Rasul wal ilmu.

Yusuf Qardhawi memang terlahir sebagai figur yang cerdas. Dalam usia yang masih muda ia telah menunjukkan bakat sebagai pribadi yang bakal memiliki wawasan luas. Lahir di desa Shafth Turaab, sebuah kampung kecil di Mesir di tengah Delta Sungai Nil, dalam usia 10 tahun ia sudah hafal Al-Quran. Qardhawi kemudian melanjutkan pendidikan di Ma’had Thantha dan Ma’had Tsanawi. Sedangkan perguruan tinggi ia masuk Universitas Al-Azhar di Fakultas Ushuluddin dan selesai tahun 1952. Sedangkan gelar doktor baru diraihnya tahun  1972.

Lambatnya Qardhawi meraih gelar doktor karena aktifitasnya di Ikhwanul Muslimin, sehingga harus keluar masuk bui di bawah rezim Raja Farouk. Tahun 1949 kala masih berusia 23 tahun Qardhawi sudah mendekam di bui karena aktivitasnya di Ikhwanul Muslimin. Kejadian itu berulang kembali pada Juni 1956 ia ditangkap saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Kemudian pada Oktober ia kembali mendekam di penjara militer selama 2 tahun.

Yusuf Qardhawi seorang orator dan khutbah-khutbahnya dinilai berani, sehingga ia dilarang menjadi khatib Jum’at di masjid. Ia dinilai membangun opini yang merugikan rezim yang dianggap melakukan ketidakadilan.

Kondisi demikian yang akhirnya menyebabkan  Qardhawi pindah ke Qatar tahun 1961. Di negara ini ia terus melakuan aktifitas mengembangkan ilmu pengetahuan. Di negara kaya ini, Qardhawi  mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Qardhawi juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi.

Sebelum wafat, Qardhawi adalah pengasuh program Syari’ah wa al-Hayah ( Syariah dan Kehidupan) dan ditayangkan TV Al Jazeera, pemirsanya dikabarkan mencapai 40-60 juta orang di seluruh dunia. Qardhawi juga dikenal dengan Islam Online-nya, sebuah situs yang ia bantu dirikan  tahun 1997.

Negara Barat terkesan kurang suka pada Qardhawi. Pemerintah Inggris melarangnya masuk tahun 2008. Sedangkan pemerintah Perancis juga mencekalnya untuk masuk tahun 2012. Pasalnya, Qardhawi pernah menyatakan pandangannya untuk memaafkan pelaku bom bunuh diri  Palestina terhadap Israel.

Yang unik adalah Yusuf Qardhawi memiliki tujuh orang anak. Empat puteri dan tiga putera. Enam orang anaknya sekolah di luar negeri jurusan umum seperti jurusan kimia dan fisika. Hanya satu orang yang masuk jurusan agama.

Seorang puterinya meraih gelar doktor fisika di Inggris. Puteri keduanya menggondol gelar doktor juga di Inggris bidang kimia. Puteri yang ketiga masih mengikuti S3. Adapun yang keempat menyelesaikan S1 di Universitas Texas di Amerika.

Sementara anak lelakinya yang pertama menempuh S3 di bidang teknik di Amerika, lelaki yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan si bungsu masuk fakultas teknik jurusan listrik.

Itulah Syekh Prof. Dr. Yusuf Qardhawi, seorang ulama yang berprinsip dan tegar, namun juga terbuka dan memiliki pandangan moderen. Ia terlihat ingin menghapus pembagian ilmu secara dikotomis yang menghambat kemajuan. Dan, berpandangan bahwa semua ilmu itu islami. Tergantung yang memandang dan menggunakannya!

Syekh Qardhawi meninggalkan amal shaleh yang pahalanya tentu tak putus mengalir untuknya. Insya Allah.

Tentang Penulis

Avatar photo

Arfendi Arif

Penulis lepas, pernah bekerja sebagai redaktur Panji Masyarakat, tinggal di Tangerang Selatan, Banten

Tinggalkan Komentar Anda