Kabar duka menyelimuti dunia intelektual Indonesia. Prof. Dr. Azyumardi Azra meninggal dunia Minggu (18/9/2022) di Selangor, Malaysia. Ia wafat setelah mendapat perawatan intensif di Coronary Care Unit (CCU) Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia, sejak Sabtu (17/9/2022).
Ketua Dewan Pers ini sebelumnya mendapat perawatan di RS Serdang, Selangor, sejak Jum’at (16/9/2022) sore. Sebelumnya dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur ia mengalami sesak nafas di pesawat, dan sempat dibantu alat pernapasan.
Cendekiawan Muslim ini rencananya menghadiri undangan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) dalam acara Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang digelar di Selangor pada 17 September 2022.
Menurut Presiden ABIM Muhammad Faisal Abd Aziz, Profesor Azyumardi awalnya dijadwalkan menjadi salah satu pembicara dalam konfrensi tersebut.
Profesor Azyumardi Azra yang berusia 67 tahun belum lama ini terpilih sebagai Ketua Dewan Pers PWI Pusat. Ia juga pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat pada 1979-1985 dan menjadi Redaktur Ahli Panji Masyarakat saat muncul kembali dalam versi online (panjimasyarakat.com). Saat ini Profesor Azyumardi menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelumnya, ia adalah Rektor IAIN Jakarta menjabat selama dua periode, 1998-2002 dan 2002-2006. Di masa Azyumardi lah IAIN berubah menjadi UIN pada Mei 2002.
Azyumardi Azra tamat dari Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta tahun 1982, kemudian dengan beasiswa Fulbright Scholarship melanjutkan studi Columbia University, New York, Amerika Serikat, dan memperoleh gelar MA pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah.
Kemudian di kampus yang sama ia juga memperoleh gelar MA pada Departemen Sejarah pada tahun 1990. Dan, gelar Ph.D pada tahun 1992 dengan desertasi berjudul, “ The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Networks Of Middle Eastern and Malay Indonesian ‘ Ulama ‘ in the Seventeeth and Eighteenth Centuries” diraih di kampus ini juga.
Ayah empat anak ini adalah seorang ilmuwan bertaraf Internasional. Azyumardi, hampir tiap bulan ke luar negeri menghadiri seminar, konferensi , dialog dan lainnya, dimana ia adalah anggota organisasi keilmuan tingkat dunia. Kepakarannya sangat diperhitungkan sehingga layaknya dubes keliling dunia. Oleh pemerintah Inggris ia diberi gelar CBE, Commander of the Order of British Empire, yaitu gelar kehormatan tertinggi yang diberikan Ratu Inggris. Sebab, Azyumardi, yang telah menulis puluhan buku ini, dinilai berjasa sebagai salah satu tokoh pembentukan UK Indonesia Islamic Advisory Group (UK Indonesia AIG) yang bertugas meningkatkan kepahaman Islam di antara kedua negara. Dan, Azyumardi adalah orang pertama di Indonesia dan negara non- persemakmuran yang mendapat gelar tersebut. Dengan anugerah tersebut Azyumardi berhak memakai gelar Sir dan mendapatkan hak istimewa antara lain berhak dimakamkan di Inggris kalau mau, dan bisa bepergian ke Inggris bolak balik tanpa visa.
Semoga almarhum diterima di sisi-Nya dengan baik dengan balasan jannah. Ia meninggalkan jasa yang besar di bidang intelektual dengan keterlibatan di bidang pendidikan, karya keilmuwan, pembangunan lembaga pendidikan Islam dan banyak lainnya.