Penyair atau sastrawan adalah individu yang memiliki perhatian lebih terhadap dunia keindahan. Mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresikan apa yang dirasa dan dihayati dan mengungkapkannya baik dengan lisan maupun tulisan.
Dalam hal ini karena dunia agama berkaitan erat dengan penghayatan dan spritualitas, maka para penyair atau sastrawan juga memiliki ekspresi yang menarik dan mendalam, terutama dalam kata-kata seperti ungkapan dalam.puisi atau sajak yang mereka ungkapkan.
Dalam dunia kepenyairan tidak kurang ada beberapa penyair yang mengungkapkan ekspresi kedalaman penghayatannya melalui puisi. Dari situ kita bisa belajar, merasakan dan menambah penghayatan spritualitas kepada Yang Maha Kuasa atau Allah Sang Pencipta jagat raya ini. Dalam terminologi ke-Islaman penyair bisa disebutkan figur yang berperan meningkatkan Iman dan Taqwa. Karena itu, peran seorang penyair yang piawai mengeksploitasi perasaan batinnya melalui puisi atau karya sastra lainnya bisa menjadi kekuatan tersendiri, sebagai syiar dakwah.
Dari beberapa penyair bisa kita simak ungkapan mereka dalam momen-momen tertentu untuk mengungkapkan ketakjuban pada Allah di saat usai menjalankan ibadah atau aktivitas lain. Kita simak misalnya, Ajip Rosidi, seorang penyair senior Indonesia yang belum.lama ini berpulang ke -rahmatullah. Dalam sajaknya Aku Datang, Ya Tuhanku, Aku Datang. Puisi ini mengungkapkan kepatuhannya memenuhi panggilan Ilahi untuk datang ke Tanah Suci
Aku datang sekarang
Memenuhi panggilanmu
Yang berdengung dalam kalbu
Menyeru masuk ke rumahMu
Dalam keyakinan setiap muslim yang melaksanakan ibadah haji maka kesempatan di Makkah adalah tempat ysng teramat baik untuk ibadah dan minta ampun atas dosa yang dilakukan. Tanah suci Makkah adalah tanah yang makbul untuk mendapat ampunan Allah. Seperti dituturkan Ajip selanjutnya.
Dengan bermandikan air mata
Kuminta ampunanMu
Alangkah jauh jalan yang harus ku
tempuh
Sebelum sampai di hadiratMu bersim
puh
Peristiwa paling penting dalam haji adalah tawaf. Yaitu, ketika mengelilingi Ka’bah. Disitu umat manusia memohon ampunan kepada Allah seraya meminta petunjuk dibimbing ke jalan yang lurus dalam kehidupan. Di sini Ajip Rosidi menyerukan doanya dengan khusu kala mengelilingi Ka’bah.
Kukitari rumahMu bersama jutaan umat
ketika kau turunkan rahmat
meresap ke dalam hati, memercik di
sudut mata;
Tuhanku,Tuhanku,ampuni segala dosa kami.
Ke jalan lurus yang kau ridoi
Di bumi ini
dan di akhirat nanti.
Ketika melempar jumrah di Mina Ajip Rosidi mengingatkan supaya manusia berhati-hati.Tidaklah setan itu musnah dengan lontaran tersebut. Bahkan tanpa disadari setan mungkin sudah menetap di hati manusia. Terutama dalam nafsu manusia yang sangat berat untuk melawannya. Disini Ajip Rosidi mengingatkan perlunya iman diperkuat agar nafsu tidak mudah tergoda oleh musuh manusia yaitu setan yang tidak bisa dilawan dengan kekuatan lahiriah semata.
Tiga buah lubang
jadi sasaran lontaran
Berjuta orang mengepungnya
tapi ia lepas juga
masuk dalam diri lelaki
yang memaki maki terinjak kaki
Tiga buah lubang
tak habis-habisnya diserbu
tapi orang-orang penuh nafsu
setan pun bersembunyi di situ
(Tak mungkin ia dilontar)
(Tak mungkin ia dilempar).
Penyair lain yang tidak kurang menyentuh mengekspresikan puisi keagamaannya adalah Abdul Hadi WM. Abdul Hadi yang tergolong penyair senior kelahiran Semenep,Madura, mengungkapkan kedekatan hubungan manusia dengan Tuhan. Menurutnya hubungan manusia dengan Tuhan sangat dekat yang ia lukiskan tidak bisa dipisahkan. Berikut ungkapannya.
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti api dengan panas
Aku panas dalam apimu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainmu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti angin dan arahnya
Kita begitu dekat
Dalam gelap
Kini aku nyala
pada lampu padam
Hubungan manusia yang dekat dengan Tuhan memang ini pernyataan yang cukup populer di kalangan umat Islam. Hal ini tercantum dalam Al-Quran secara langsung maupun dalam pernyataan-pernyataan yang tidak secara langsung.
Dalam pernyataan yang sangat jelas Al-Quran mengatakan. ” Jika hambaku bertanya tentang diriKu, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan yang memanggil jika Aku dipanggil” (al-Baqarah 186).
Selanjutnya dalam surat al-Qaf ayat 16 dikatakan.” Telah kami ciptakan manusia dan Kami tahu apa yang dibisikkan dirinya kepadanya. Dan Kami lebih dekat kepada manusia dari pada pembuluh darah yang ada di lehernya”.
Sedangkan dalam.pernyataan yang tidak langsung mengatakan bahwa Tuhan dekat dengan manusia antara lain “Timur dan Barat adalah kepunyaan Tuhan, kemana saja kamu berpaling disitu ada wajah Tuhan (al-Baqarah 115).
Ungkapan yang digunakan Abdul Hadi bahwa Tuhan dekat dengan manusia melalui perbandingan api dengan panas, angin dan arahnya adalah suatu ungkapan yang menggambarkan kedalaman dan keintiman hubungan manusia dan Tuhan. Tentu saja hubungan keakraban itu bisa terjadi jika manusia tekun beribadah, mensucikan diri dan bergaul dengan Allah baik melalui shalat, zikir dan perbuatan amal shaleh.
Memang harus diakui soal agama dan kehidupan beribadah merupakan salah satu sumber inspirasi bagi para penyair untuk melahirkan karyanya. Seperti juga yang diungkapkan seorang penyair terkenal Subagio Sastrowardoyo. Disamping banyak puisi yang telah ditulisnya ia pun menulis dua puisi keagamaan yang berjudul Gumam di Bulan Puasa dan Lailatulkadar.
Dalam sajaknya yang cukup panjang kita kutipkan yang menggambarkan kesucian bulan Ramadhan yang dituturkannya.
pada saat suci begini
dunia serasa terlahir kembali
tanah baru terpecah oleh subuh
hari
di kampung terdengar teriak bayi
bahkan tubuh bini di ranjang
seperti perawan lagi
bibir hati-hati menyentuh dahi
Dalam sajak Lailatul Kadar Subagio Sastrowardoyo mengungkapkan betapa manusia berharap mendapatkan Lailatul kadar pada bulan Ramadhan untuk membersihkan diri dari dosa menuju kesucian manusia seraya minta pengampunan. Kira kutipkan sebagian baris puisinya.
pada saat itu sekaligus
terpisah jahil dan sadar
sejarah baru membuka
sejak terdengar seru
allahu akbar
di lailaturkadar
sinar batin menyingsing
sebagai bulan sabit merobek
gulita
bukan, sebagai pelita di hala
man
menyingkap kelam
wahyu bergetar sebagai kupu
putih tanpa noda
dan hinggap di atas dada
ah betapa cerahnya
tabir kabut yang menutup
pecah dan hati diserbu
oleh keinsafan semesta
makhluk gelimang dengan dosa
dalam nenyesal tak ada beda
binatang manusia pohon
semua tunduk mohon ampun
Hemat saya peran seorang seniman atau sastrawan yang memiliki jiwa religiusitas yang tinggi adalah menulis ungkapan-ungkapan puisi yang mampu menciptakan relasi yang akrab antara makhluk dan khaliq atau antara hamba dengan Tuhan.
Medium puisi keagamaan sebenarnya menarik untuk memupuk perasaan keagamaan baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak, tentu dengan bahasa dan pemikiran yang disesuaikan dengan tingkat usia masing-masing orang. Karena itu media puisi penting untuk dakwah dan selayaknyalah dipupuk kecintaan pada puisi tersebut. Penghayatan dan pendalaman ini jika berhasil akan memupuk kecintaan pada agama secara lebih bermakna, karena agama dijiwai dengan hati dan keindahan sehingga terasa lebih menyentuh dan sejuk, tidak gersang kalau hanya dengan pendekatan hukum fikih yang hanya mengenal halal atau haram