Ads
Berbagi Cerita Corona

Kreatifitas Lebih Mengalir saat ‘Work from Home’

Serial tulisan testimonial di panjimasyarakat.com ini didedikasikan untuk mendokumentasikan dan membagikan pengalaman baik dari berbagai tempat dan latar belakang penulis untuk saling menguatkan dalam menghadapi wabah Virus CORONA COVID-19.
Kami tunggu partisipasi Anda, kirim tulisan via WA 
0895616638283 atau email panjimasyarakat.com@gmail.com
–Pemimpin Redaksi

JAKARTA – Penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang semakin masif di seluruh dunia, membuat negara-negara bertindak dengan melakukan aturan social distancing. Salah satu langkah ekstrim yang diambil, yakni memberlakukan lockdown, dengan menghentikan sejumlah aktivitas masyarakat agar tidak adanya penyebaran secara local transmisi.

Pemerintah Indonesia pun mengambil kebijakan yang hampir sama dengan negara-negara lainya dalam memberlakukan lockdown, meskipun baru sebatas himbauan saja. Namun aturan ini memberikan efek pada sejumlah perusahaan untuk membelakukan work from home (WFH), alias bekerja di rumah.

Seperti yang saya alami, sebagai Humas di Universitas Esa Unggul, Jakarta. Pemberlakuan WFH yang diambil oleh perusahaan saya dimulai pada tanggal 20 Maret. Ketika itu kebijakan masih memberlakukan setengah WFH, dalam hal ini, satu hari libur, satu hari masuk. Namun pada tanggal 23 Maret, kebijakan lockdown ini pun diberlakukan 100 persen kepada seluruh karyawan mengingat perkembangan yang sangat massif tentang jumlah positif Corona di Indonesia.

Hari pertama penyelenggaraan 100 persen WFH, saya melakukan semua kegiatan pekerjaan berdasarkan SOP perusahaan. Karena pekerjaan saya lebih kepada produksi konten marketing di sejumlah media, baik cetak dan online. Awalnya WFH yang saya kerjakan berjalan lancar. Namun, banyak hal yang terlewatkan ketika pekerjaan yang harus saya kerjakan tergantikan oleh rutinitas di rumah seperti menemani ibu belanja, beres-beres rumah hingga hal-hal yang sebelumnya jarang menjadi perhatian saya.

Meski begitu, efektivitas WFH menurut saya lumayan menyita waktu, karena kita harus membagi perhatian kita ke beberapa hal yang mendistrak pekerjaan kita selama di rumah. Namun memang, bekerja di rumah menjadi salah satu kemewahaan yang tidak dimiliki oleh semua orang saat bencana seperti yang terjadi saat ini. 

Berlanjut pada kegiaatan WFH yang saya kerjakaan saat ini, banyak detail pekerjaan yang sebetulnya luput dari saya sewaktu masih bekerja di kantor. Seperti proses editing naskah artikel dan pembuatan video. Tentunya hal ini dikarenakan sesuai job desk saya sebagai seorang pengelola media dan konten di perusahaan, detail-detail konten tersebut masih sangat sering terlewatkan dan menjadi kesalahan saya.  Tidak seperti WFH, detail konten tersebut dapat dengan mudah saya kendalikan dan diminimalisir kesalahannya. Mungkin dikarenakan waktu yang sangat banyak untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. 

Muhammad Khairur Rasyid, bekerja dari rumah. (foto: dok pribadi)

Selain itu, saat saya mencari ide untuk sebuah konten pekerjaan saya, kayaknya kreatifitas lebih mengalir di masa WFH ini. Mungkin dipengaruhi oleh daya imajinasi yang tinggi ketika sendirian di ruangan. Lebih fokus bekerja.  Begitu juga ketika mencari refrensi untuk mendukung konten, kini relatif mudah mendapatkannya. Ini sangat mendukung kebebasan saya dalam bekerja sebagaimana yang dibangun oleh pimpinan saya selama ini.

Hal menarik selanjutnya dari WF ialah, saya juga bisa melakukan pertemuan (meeting) jarak jauh bersama kolega karyawan kantor. Sebelum WFH diberlakukan hal-hal semacam ini mungkin asing dilakukan oleh banyak orang karena tidak efektif. Namun setelah peristiwa pandemic Covid-19 ini, banyak orang yang berusaha untuk melakukan social distanting dengan cara bekerja dan bertemu jarak jauh.

Menurut saya, banyak hikmah yang bisa kita dapatkan saat peristiwa penyebaran Corona Virus ini. Mungkin secara tidak langsung ada sisi positif yang bisa kita renungkan dari masalah Covid-19 ini. Salah satu hal yang menarik saya menyatakan hal ini ialah, karena saya merupakan karyawan dan juga seorang mahasiswa Pasca Sarjana di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta. Sebelum persitiwa Corona ini, saya harus berjibaku untuk mengatur waktu antara kuliah dan berkerja. Sungguh, hal yang sangat sukar untuk dilakukan. Terlebih lagi kuliah yang saya lakukan dilaksanakan Weekdays.

Saat Peristiwa Corona ini, kegiatan kuliah pun dilakukan dengan konsep jarak jauh berbasis online. Kuliah online yang saya ikuti tentu memudahkan saya untuk tidak kehilangan absen saat mata kuliah berlangsung. Banyak dari teman-teman seangkatan yang mungkin masih bersemangat mengikuti kuliah tatap muka, menyayangkan kebijakan kampus untuk menerapkan kuliah online ini. Tapi dari diri saya pribadi, saya amat bersyukur karena saya tidak harus bolak-balik kantor-kampus.

Rapat jarak jauh dengan teman kantor (foto: dok pribadi)

Mungkin hal yang seharusnya menjadi perhatian ialah, masih kakunya para dosen dalam menerapkan teknologi. Banyak dosen yang belum bisa mengaplikasikan perangkat teknologi jarak jauh. Sehingga kelas hanya dijalankan secara manual lewat Whatsapp, hal inilah yang membuat materi yang diberikan tidak sejalan seuai yang diharapkan.

Dari peristiwa Covid-19 ini banyak yang bisa kita pelajari dan amati. Bukan hanya dari sisi negatifnya saja, namun lebih jauh lagi ada sisi positif yang bisa kita dapatkan selama self isolation diantaranya, kita menjadi mengerti potensi pekerjaan kita seperti apa, apakah bisa dilakukan secara jarak jauh atau tidak. Dengan mengerti potensi tersebut, kita menjadi semakin yakin untuk lebih enjoy dalam melakukan pekerjaan. Selain itu, sisi positif lainya juga kita mampu mengembangkan hal-hal yang mungkin kita sendiri belum tingkatkan seperti skill yang seharusnya dapat di-upgrade selama proses WFH. Semangat! (*)

Tentang Penulis

Avatar photo

Muhammad Khairur Rasyid

Humas di Universitas Esa Unggul, sedang menempuh pendidikan S2 Ilmu Politik di UIN Syarif Hidyatullah, Jakarta.

1 Comment

  • Semangat ya kak doakan saya biar bisa seperti kakak yg kuliah lalu bekerja juga. Wfh memang semakin membuat kita kreatif karena tuntutan dan tanggung jawab. WFH membuat kita lebih smart membagi waktu antara pekerjaan kantor yg harus dikerjakan ontime dan pekerjaan rumah. Eh jd curhat

Tinggalkan Komentar Anda