Ads
Mutiara

Dari Negeri Cina untuk Islam di Tanah Jawa

Syekh Hasanuddin menumpang kapal Laksamana Cheng Ho yang akan menyambangi kerajaan Majapahit. Bersama rombangannya  ia minta izin dan menetap di Karawang, Jawa Barat. Mendirikan Pesantren Quro, dan dia pun lebih masyhur dengan sebutan Syekh Quro.  

Syahdan,  tahun 1416 Kaisar Chen atau Kaisar Yunglo,  raja Dinasti Ming ke-3, memerintahkan armada lautnya mengadakan pelayaran keliling. Armada laut berkekuatan  63 kapal dengan 27.800 prajurit ini dipimpin Laksamana Cheng Ho alias Sam Po Tay Kam yang menganut agama Islam. Ia disertai jurutulisnya, Ma Huan, yang juga beragama Islam.  Tujuannya untuk menjalin persahabatan dengan raja-raja tetangga Cina di seberang lautan, termasuk kerajaan Majapahit.

Di antara sekian banyak awak kapal, terdapat beberapa orang penumpang yang dipimpin oleh Syekh Hasanudin. Ia bermaksud menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Sebagai sesama muslim, Laksamana Cheng Ho pun mengizinkan Hasanuddin dan para pengiringnya ikut serta dalam pelayaran itu. Hasanudin adalah ulama masjid Yang Shi di kota Xi An Propinsi San Xi. Sebelumnya ia telah menyebarkan  agama Islam di Campa atau Kamboja sekarang.

Ketika armada Cheng Ho singgah di Pura Dalem Karawang,  Syekh Hasanuddin beserta rombongannya mohon izin untuk turun, Sedangkan Laksamana Cheng Ho meneruskan perjalanannya ke Majapahit.

Syekh Hasanudin, saat turun di Pura Dalem,  disertai putranya bernama Tan Go Wat, yang kelak dikenal sebagai Syekh Bantong. Setelah lama tinggal di Pura Dalem, Syekh Hasanudin pun menikah dengan Ratna Sondari, putri Ki Gedeng Karawang. Dari perkawinan ini mereka memperoleh anak, yang kelak dikenal sebagai Syekh Ahmad.

Di Karawang, Syekh Hasanuddin mendirikan Pesantren Quro, mengikuti keahliannya sebagai ahli qiraat  Dan sejak itu ia dikenal sebagai Syekh Quro. Jadi, boleh dikatakan Syekh Quro yang asal Cina itu merupakan penyebar Islam pertama di daerah Jawa Barat, khususnya  Karawang. Dan pesantrennya merupakan pesantren pertama di Jawa. Konon, Masjid Agung Karawang dulunya merupakan lokasi Pesantren Quro.


Dalam kisah babad Cirebon disebutkan bahwa salah satu murid Syekh Quro adalah Subang Larang, salah satu istri Prabu Siliwangi. Dari perkawinan mereka lahir tiga orang anak, di antaranya Nyai Rara Santang, yang kelak menkah dengan seorang Raja Mesir. Nah Pangeran Syarif Hidayat, atau Syarif Hidayatullah, yang kemudian masyhur sebagai Sunan Gunung Jati itu adalah hasil perkawinan Rara Santang dengan raja Mesir itu. Sang pangeran menolak jadi raja, dan memilih menjadi penyebar Islam di Tanah Jawa, khususya Jawa bagian kulon yang berpusat di Cirebon

Tentang Penulis

Avatar photo

A.Suryana Sudrajat

Pemimpin Redaksi Panji Masyarakat, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer, Serang, Banten. Ia juga penulis dan editor buku.

Tinggalkan Komentar Anda