Ads
Adab Rasul

Menjalin Hubungan Baik dengan Teman Bapak

Rasulullah mengingatkan bahwa kebajikan paling baik adalah menjalin hubungan dengan orang-orang yang dicintai bapaknya.

Abdullah ibn  Umar, perawi hadis dan putra Umar ibn Khattab sekaligus pedagang kaya,  suatu waktu pernah berkata. “Seorang Arab dusun melintas dalam suatu perjalanan. Sejak dulu bapak dari orang Arab dusun ini adalah teman Umar ibn Khattab. Lalu Arab dusun itu berkata bahwa bukankah kamu anaknya si Fulan?” Ibnu Umar menjawab, “Benar”. Putra Umar lalu memerintahkan sahabatnya agar orang Arab dusun itu diberi keledai untuk mengiringi untanya dan ia juga mencopot surban dan kepalanya lalu diberikannya kepada orang dusun itu. Sebagian orang yang berada bersama Abdullah  berkata, “Tidakkah dua dirham sudah mencukupinya?”

Ibnu Umar pun lantas berkata bahwa Rasulullah s.a.w.  pernah bersabda, “Jagalah teman kesayangan bapakmu dan jangan memutuskannya, karena dengan hal tersebut (memutuskannya) Allah akan memadamkan cahayamu.” Interaksi antara bapak dengan sahabatnya adalah bentuk silaturrahim yang diatur dalam agama. Mengenai hal ini, tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama bahwa menjalin silaturrahim hukumnya adalah wajib dan memutuskannya merupakan dosa besar. Termasuk menjaga hubungan dengan karib bapaknya. Ini berdasarkan perintah Allah SWT dalam Q.S An-Nisa’ :1 yang artinya “Dan peliharalah hubungan silaturrahim”.

Silaturrahim tidak sekadar berkunjung dan bertemu dengan sesama, tetapi juga berbuat baik dengan berbentuk kebaikan kepada mereka.. Khusus untuk menjaga hubungan dengan sahabat bapak yang disayanginya, Abdullah ibn  Umar juga meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kebajikan yang paling baik adalah jika seseorang menjalin hubungan dengan orang-orang yang dicintai oleh bapaknya.”

Inilah yang dilakukan Ibnu Umar dengan terus menjaga silaturrahim dengan teman bapaknya dan keturunannya karena itu adalah langkah kebajikan yang sangat baik di mata Allah SWT. Meskipun si Bapak sudah tidak ada lagi, penghormatan kepada keturunannya adalah bentuk rasa hormat dan sayang sebagaimana Bapaknya dulu memiliki hubungan baik dengan sahabat-sahabatnya.

Sumber : Al Adabul Mufrad, Ensiklopedi Hadits-Hadits Adab Imam Bukhori

Tentang Penulis

Ahmad Lukman A.

Berpengalaman menjadi wartawan sejak tahun 2000 dimulai dengan bergabung di Majalah Panji Masyarakat. Lalu, melanjutkan karir di media berbasis teknologi mobile. Lulus dari S2 Ilmu Komunikasi UI dan memiliki antusiasme pada bidang teknologi dan komunikasi.

Tinggalkan Komentar Anda

Discover more from PANJI MASYARAKAT

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading