Ads
Tasawuf

Penyakit Lidah yang Kini Menyebar di Medsos (Bagian 1)

Berbicara dan menulis hakikatnya memproduksi kata-kata. Pada masa-masa sebelum orang mengenal media sosial, kebanyakan orang mengeluarkan kata-kata melalui mulut ketimbang tulisan. Sebab hanya orang-orang tertentu yang bisa nulis di koran atau dikutip omongannya di media massa.

Kini,orang punya kemudahaan dan keleluasaan untuk mengeluarkan kata-kata tanpa harus ngomong kepada lawan bicara atau di hadapan orang banyak. Ya, lewat medsos tadi.  Sayang, ungkapan-ungkapan kata yang biasa kita jumpai di FB, grup-grup WA, twitter dan seterusnya sebagian mencerminkan apa yang disebut Imam Al-Ghazali “penyakit lidah” si empunya akun. Pengarang kitab Ihya ‘Ulumiddin ini membuat daftar penyakit lidah mulai dari yang ringat sampai yang kelas berat. Berikut ini ringkasannya:

  • Pembicaraan yang tidak berguna

Jika Anda  membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat,  atau sesuatu yang tidak perlu, Anda tergolong orang yang menyia-nyiakan umur. Padahal sebagaimana sabda Nabi, salah satu tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. Ghibah-in orang, kepo, atapun nyinyir di medsos jadi contohnya.

  • Berlebihan atawa lebay dalam bicara

Yakni mengulang-ulang omongan-omongan yang tak berguna, dan menambahkan ungkapan-ungkapan yang tidak perlu atau berlebihan. Misalnya, “Ya Allah, hinakanlah anjing ini.” Apatah lagi jika anjing itu diganti dengan nama orang. Atau memelesetkan nama atau jabatan seseorang dengan sebutan yang melecehkan.  Rasulullah s.a.w. bersabda, “Berbahagialah orang yang menahan dari kelebihan lidahnya dan menafkahkan kelebihan dari hartanya.”

  • Tenggelam atau nimbrung dalam pembicaraan berbau kemaksiatan atau kebatilan.

Misalnya membicarakan cewek, pengalaman mengunjungi tempat-tempat maksiat. Apalagi ngumpul-ngumpul sambil minum. Memposting ketika selfie di kasino atau minum-minum di pub, agaknya bisa kita kategorikan di sini.  Allah berfirman “Dan adalah kami membicarakan yang batil bersama dengan orang-orang yang membicarakannya.” (QS Al-Muddatsir: 45).

  •  Perbantahan dan perdebatan dalam hal-hal yang terlarang, yang telah ditetpkan atau yang dituju.  

Sikap ngeyel semacam ini biasa dilakukan oleh orang-orang yang melakukan kesalahan tetapi merasa benar atau sok kuasa. Sudah tahu dia yang nyerobot, eh malah dia yang sewot. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Janganlah engkau bantah saudaramu dan janganlah mempermaiankannya. Janganlah engkau mengikat janji dengannya, lalu engkau mengingkarinya.”

  • Pertengkaran

Hal ini biasa dilakukan ketika bermusuhan dengan seseorang  guna menguasai hak atau harta orang lain. Dari Aisyah, Rasulullah s.a.w. bersabda, “Orang yang paling Allah benci adalah yang paling keras dalam petengkaran.” Hadis lainnya, dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w bersabda: Barangsiapa berdebat dalam suatu pertengkaran tanpa ilmu, maka senantiasa ia dalam murka Allah hingga ia berhenti.Bersambung

Tentang Penulis

Avatar photo

A.Suryana Sudrajat

Pemimpin Redaksi Panji Masyarakat, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer, Serang, Banten. Ia juga penulis dan editor buku.

Tinggalkan Komentar Anda