Tasawuf

Tiga Komponen Dasar Kehidupan

Agar bisa mengelola diri kita dengan baik, maka disamping mengenal ruh, tubuh dan aneka sifat, kita juga perlu mengenali tiga komponen dasar kehidupan yang lain yaitu nafsu, akal dan kalbu. Pada tulisan “Muslim Jawa Berlatih Mengasah Kalbu” dan “Mengendalikan Nafsu, Mengolah Cipta, Rahsa dan Karsa”,  kita juga telah membahas tiga komponen kehidupan tersebut.

Nafsu kata orangtua dan guru kami Puang Kyai Ali Yafie, ada kalanya disebut syahwat, adalah satu komponen dalam diri manusia yang merupakan sumber penggerak. Seluruh dinamika dari hidup manusia digerakkan oleh kesadaran dan potensi nafsu. Dalam bahasa sehari-hari yang paling sederhana, kita sering berbicara mengenai nafsu makan, nafsu bicara dan lain-lain.

Tentang akal, syahdan komponen inilah yang memberikan daya pikir dan daya nalar sekaligus pengendali. Kita bisa berpikir dan menganalisa karena memiliki akal, dalam arti akal yang selalu disambung dengan pikiran. Akal mempunyai bentuk materi yang disebut otak, sedangkan aktivitas dan pemberdayaan otak dinamakan pemikiran dan penalaran. Sebab itu jika ada orang bodoh yang pemikiran dan penalarannya tidak berjalan, sering disebut tidak berotak dan tidak berakal.

Aktivitas pemikiran otak tadi dalam buku “Mutiara Kehidupan”, saya sebut sebagai Pikiran Sadar. Otak dengan Pikiran Sadar tersebut merupakan motor dari tubuh kita. Di samping Pikiran Sadar, kita juga memiliki Pikiran Bawah Sadar yang mengendalikan seluruh urat syaraf melalui urat syaraf tulang belakang dan sistem susunan syaraf otak.

Jika pikiran sadar dapat diidentikkan dengan otak, maka Pikiran Bawah Sadar menurut paham Kejawen merupakan kinerja dari budi, jinem atau angan-angan, sukma dan rahsa atau intisari roh. Oleh karena itu Pikiran Bawah Sadar memiliki kemampuan dan kekuatan luar biasa. Pikiran Bawah Sadar juga sering memberikan bisikan-bisikan kepada kalbu yang selama ini kita kenal sebagai suara hati nurani. Namun secara umum Pikiran Bawah Sadar bertindak bagaikan komputer yang akan menghasilkan keluaran sesuai yang diberikan Pikiran Sadar.

Akan halnya komponen ketiga, yaitu kalbu atau hati nurani, adalah perasaan halus yang ada di dalam diri manusia yang paling dalam, di dalam lubuk hatinya. Ia merupakan kesadaran paling tinggi, dan tidak semua orang memiliki kalbu yang berfungsi, atau dalam bahasa yang lebih halus, tidak semua orang mampu mendengarkan suara hati nuraninya sendiri.

Marilah coba kita perhatikan kehidupan sehari-hari kita, bagaimana peranan ketiga komponen dasar kehidupan tersebut. Menurut Kyai Ali Yafie, yang paling dominan adalah nafsu. Boleh dikatakan, paling sedikit dari aktivitas kita sehari-hari itu 80% digerakkan oleh nafsu, baru kemudian akal pikiran. Tetapi sepintar apapun orang, dia tidak mungkin bisa berpikir 24 jam sehari tanpa henti. Karena itu sepandai-pandai dan secerdas orang, ia hanya akan menggunakan pikirannya paling tinggi 20% dari seluruh kegiatan hariannya. Apalagi orang yang tidak berilmu, mungkin sepanjang hari otaknya tidak digunakan, hanya sekedar ikut-ikutan orang lain.

Diluar itu yang paling sedikit berfungsi adalah hati nurani, yakni perasaan halus dan kesadaran yang paling tinggi dalam diri manusia yang dapat mengetahui akal pikirannya.

Subhaanallaah. 

(Seri Tulisan “Orang Jawa Mencari Gusti Allah”).

About the author

Avatar photo

B.Wiwoho

Wartawan, praktisi komunikasi dan aktivis LSM. Pemimpin Umum Majalah Panji Masyarakat (1996 – 2001, 2019 - sekarang), penulis 40 judul buku, baik sendiri maupun bersama teman. Beberapa bukunya antara lain; Bertasawuf di Zaman Edan, Mutiara Hikmah Puasa, Rumah Bagi Muslim-Indonesia dan Keturunan Tionghoa, Islam Mencintai Nusantara: Jalan Dakwah Sunan Kalijaga, Operasi Woyla, Jenderal Yoga: Loyalis di Balik Layar, Mengapa Kita Harus Kembali ke UUD 1945 serta Pancasila Jatidiri Bangsa.

1 Comment

Tinggalkan Komentar Anda