Ads
Tasawuf

Tarekat, Banyak Jalan Menuju Allah

Banyak jalan ke Roma, namun jauh lebih banyak lagi jalan menuju Gusti Allah.Tarekat atau jalan menuju Allah, adalah jalan untuk melaksanakan ajaran serta hukum-hukum Islam sebagaimana diuraikan dalam syariat, yang tidak terbatas jumlahnya. Karena sesungguhnya, jalan untuk mengenal serta menuju Allah itu sebanyak jiwa hamba-hamba-Nya.

Setiap hamba Allah dapat memilih serta menentukan jalan yang akan ditempuh, yang dirasakan paling cocok baginya. Bisa dengan jalan zikrullah, bisa dengan sebaik-baiknya melaksanakan rukun iman dan rukun Islam, bisa dengan melaksanakan sebanyak-banyaknya ibadah sunah, bisa dengan berkhalwat, bisa dengan sebanyak-banyaknya melakukan amal saleh dan lain-lain, asalkan jalan itu tidak meninggalkan apalagi bertentangan dengan syariat dan sunah Nabi.

Pengertian tentang tarekat menurut Prof.Dr.H.Abubakar Aceh, bermula dari suatu cara “mengajar” atau “mendidik”, namun lama kelamaan meluas menjadi “kekeluargaan” atau  “kumpulan”, yang mengikat penganut-penganut tasawuf yang sepaham dan sealiran, guna menerima ajaran-ajaran dan latihan-latihan dari pemimpinnya dalam suatu ikatan.

Perkumpulan atau ikatan yang kemudian disebut aliran tarekat tertentu itu, tumbuh pesat pada zaman kemajuan Baghdad abad ke-3 dan ke-4 Hijriah, tatkala kekuasaan kerajaan Islam berkembang dan pesona dunia lebih mendominasi kehidupan keseharian dibanding keagamaan. Pola hidup yang berorientasi kebendaan dan kemewahan tumbuh subur melunturkan iman dan tauhid, merusak akhlak dan moral.

Hal itu memprihatinkan sejumlah ulama, yang kemudian berusaha  memperbaiki kehidupan kerohanian dengan mengembalikan umat kepada kehidupan Islam seperti yang pernah terjadi di masa Nabi Muhammad SAW. Lalu mereka mengumpulkan pengikut-pengikutnya, mengajar dan melatihnya secara khusus, menggunakan amalan zikir, wirid dan doa yang khusus pula, sehingga kemudian berkembang menjadi perkumpulan-perkumpulan tarekat sebagaimana kita kenal sekarang.

Prof.K.H.Ali Yafie mengibaratkan perkumpulan tarekat yang seperti itu dengan sekolahan. Perkumpulan-perkumpulan tarekat memiliki metodologi pendidikan bermacam-macam dalam mengembangkan tasawuf. Maka jika dalam pengembangan ilmu pengetahuan ada bermacam-macam sekolah, demikian pula dalam pengembangan tasawuf ada berbagai macam tarekat. Jadi tarekat itu merupakan pelembagaan untuk mengembangkan tasawuf.

Demikianlah Sahabatku,

“Matahari siang tenggelam oleh malam

matahari kalbu tiada pernah

Siapa yang mencintai Sang Kekasih

‘kan terbang sayap rindunya

menemui Kekasihnya.”

(Al-Ghazali dalam Raudhatut Thalibien wa ‘Umdatus Saalikien)

Tentang Penulis

Avatar photo

B.Wiwoho

Wartawan, praktisi komunikasi dan aktivis LSM. Pemimpin Umum Majalah Panji Masyarakat (1996 – 2001, 2019 - sekarang), penulis 40 judul buku, baik sendiri maupun bersama teman. Beberapa bukunya antara lain; Bertasawuf di Zaman Edan, Mutiara Hikmah Puasa, Rumah Bagi Muslim-Indonesia dan Keturunan Tionghoa, Islam Mencintai Nusantara: Jalan Dakwah Sunan Kalijaga, Operasi Woyla, Jenderal Yoga: Loyalis di Balik Layar, Mengapa Kita Harus Kembali ke UUD 1945 serta Pancasila Jatidiri Bangsa.

Tinggalkan Komentar Anda