Ads
Aktualita

Menimbang Nasib Boeing 737 Max 8

Pasca insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines  ET-302 di Addis Ababa gelombang penundaan terbang sementara (grounded) terhadap pesawat Boeing 737 Max 8 menggema kemana-mana. Akhirnya Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) pun kini bersikap serupa.

Dunia penerbangan sipil kembali berduka. Pada 10 Maret 2019, pesawat Ethiopian Airlines ET-302 yang mengangkut 157 penumpang dari Bandara Bole Addis Ababa menuju Nairobi Kenya jatuh setelah lepas landas (15/10/2019). Tidak satupun penumpang selamat dalam peristiwa tragis tersebut termasuk satu warga negara Indonesia yang menjadi staf badan PBB di Roma Italia.

Ironisnya, jenis pesawat yang jatuh ini adalah seri baru buatan Boeing yaitu Boeing 737 Max 8 sama seperti pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang Jawa Barat (29/10/2018) lalu. Artinya belum enam bulan, dua insiden fatal terjadi pada pesawat dengan jenis sama. Padahal secara umur, pesawat ini masih mengantongi jam terbang  dan pesawat tersebut terbilang baru digunakan. Pesawat Lion Air baru mengantongi 800 jam terbang, sementara pesawat Ethiopian Airlines baru diserahterimakan Juli 2018 lalu.

Sontak, setelah kecelakaan di Ethiopia itu sejumlah negara langsung melakukan grounded pesawat tersebut mulai dari Australia, Tiongkok, negara-negara Uni Eropa, Malaysiak, Indonesia, hingga Kanada. Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melarang terbang sementara jenis pesawat ini dari 12 Maret hingga pemberitahuan berikutnya, menunggu saran dari Badan Penerbangan Federal Amerika Serikata. Tetapi, sewaktu terjadi grounded dari sejumlah negara, Amerika Serikat bergeming. FAA mengatakan bahwa tidak ada isu sistemik tentang performa dan tidak ada dasar untuk grounded pesawat. Karena itu sejumlah operator penerbangan seperti Northwest Airline dan United Airlens tetap diperbolehkan menggunakan pesawat jenis ini untuk mengangkut penumpang di sejumlah bandara Amerika Serikat.

Namun, pada 13/3/2019 pukul 3.00 pm, FAA mengeluarkan rilis untuk melakukan grounded terhadap pesawat  tersebut di Amerika Serikat (www.faa.gov) . Dasar dari grounded tersebut adalah dari hasil proses pengumpulan data dan bukti-bukti baru yang diperoleh serta analisis termasuk data satelit terbaru yang diterima FAA membuat keputusan tersebut diambil. Setelah pengumuman tersebut, segera seluruh penerbangan di Amerika Serikat yang menggunakan jenis pesawat tersebut (Max 8 dan Max 9) langsung dibatalkan. Dari Gedung Putih, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa, “Keamanan rakyat Amerika dan semua orang adalah perhatian utama,” kata Trump seperti dikutip dari buzznewsfeed.com

Boeing 737 MAX adalah keluarga baru yang  dikembangkan Boeing untuk menggantikan keluarga Boeing 737 Next Generation.  Perubahan utama adalah penggunaan mesin yang lebih besar dan lebih efisien yaitu mesin CFM LEAP-1B Internasional dan hemat bahan bakar. Tak heran, dari laman Boeing disebutkan keluarga 737 Max dengan satu lorong penumpang mendapatkan penjualan terbesar dalam sejarah perusahaan yang berpusat di Seattle Amerika Serikat itu yakni 5 ribu pesanan dengan konsumen lebih dari 100 maskapai. Saat ini ada 371 pesawat Boeing Max yang sudah resmi mengudara.  Keluarga Boeing 737 Max terdiri dari Max 7, Max 8, Max 9, dan Max10.

Dunia penerbangan sipil yang sangat jelas berorientasi pada keselamatan membuat kebijakan grounded tentu memukul Boeing. Boeing dengan simpatik terus berupa mendukung secara proaktif kebijakan tersebut. “Keamanan adalah nilai inti dari Boeing sejak membuat pesawat dan akan selalu seperti itu,” kata Dennis Muilenberg, President, CEO, Chairman dari Boeing Company seperti dikutip dari siaran pers perusahaan tersebut. Kerjama erat dengan investigator dalam kecelakaan pesawat akan memastikan keamanan dan membantu memastikan (kecelakaan) tidak terjadi lagi.  Yang jelas, kejadian grounded ini memberi pukulan cukup menohok bagi Boeng meski belum terukur nilai besarannya. Akankah pesaing-pesaing Boeing seperti Airbus, Embraer, atau Bombardier bakal mendulang konsumen lebih besar  atau malah Boeing rebound dengan produk seri 737 Max?

Tentang Penulis

Ahmad Lukman A.

Berpengalaman menjadi wartawan sejak tahun 2000 dimulai dengan bergabung di Majalah Panji Masyarakat. Lalu, melanjutkan karir di media berbasis teknologi mobile. Lulus dari S2 Ilmu Komunikasi UI dan memiliki antusiasme pada bidang teknologi dan komunikasi.

Tinggalkan Komentar Anda